Chery Omoda E5, Mobil Listrik yang Siap Bersaing dengan Wuling BinguoEV

Rasyiqi
By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
5 Min Read
- Advertisement -

Jika demikian, maka Omoda E5 bakal sedikit lebih mahal dari BinguoEV, meskipun memiliki jarak tempuh yang lebih jauh.

Harry tidak khawatir akan hal tersebut, karena ia yakin Omoda E5 memiliki keunggulan tersendiri.

“GT kan Rp 488 juta, makanya abangnya (Omoda E5) pasti lebih mahal. Walau kita tahu GT dengan harga segitu murah banget, tapi pasti ada gap. Bedanya kan ini EV, itu ICE,” kata Harry.

Selain harga, faktor lain yang akan mempengaruhi daya saing kedua mobil listrik ini adalah tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Ad imageAd image

Pemerintah memberikan insentif berupa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap pembelian mobil dan bus berbasis listrik.

Insentif tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2023. Tentang PPN atas penyerahan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KLBB) roda empat tertentu dan bus yang ditanggung pemerintah (PMK PPN DTP Kendaraan Listrik).

Menurut PMK tersebut, mobil listrik yang memenuhi syarat TKDN sebesar 40% akan mendapatkan insentif PPN DTP sebesar 10%, sehingga tarif PPN yang ditanggung pembeli hanya 1%.

Namun, jika TKDN kurang dari 40%, maka tidak akan mendapatkan insentif tersebut. Untuk bus listrik, TKDN minimal adalah 20% untuk mendapatkan insentif PPN DTP sebesar 5%, sehingga tarif PPN yang ditanggung pembeli menjadi 6%.²

Untuk memenuhi ketentuan TKDN, Chery mengaku sudah memproduksi Omoda E5 secara lokal di Indonesia.

Namun, nominal TKDN mobil listrik ini masih di bawah 40%, sehingga belum bisa menikmati insentif PPN DTP.

“Kita sudah produksi lokal, tapi TKDN-nya belum 40%. Kita targetkan awal tahun depan bisa mencapai 40%,” kata Harry.

Sementara itu, Wuling juga berencana untuk memproduksi BinguoEV secara lokal di Indonesia, namun belum ada informasi resmi mengenai jadwal dan nilai TKDN mobil listrik ini.

- Advertisement -
Share This Article