Banyak hal yang dimulai dari hal kecil berakibat besar, meminjam istilah “sedikit demi sedikit akhirnya menjadi bukit”. Contoh perbuatan zina, sangat jarang sekali orang yang berani melakukan zina tanpa dengan hal-hal yang kecil (dosa keci), mungkin awalnya dimulai dengan terbiasa melihat wanita dengan mata yang tidak berkedip, setelah itu menikmati kecantikannya, dan ingin sekali lagi mengulangi untuk melihatnya dilain waktu, setelah berkali-kali, ketidak puasan itu terus mengembara, menarik hal yang lebih besar. Yaitu : dengan ingin melihat yang lainnya, kemudian berkenalan, dan seterusnya, kemudian jatuh terjerembab.
Atau contoh lainnya, jika seseorang terbiasa dengan mengeluh ketika tertimpa musibah, setelah berlarut-larut keluhan demi keluhan ini berkembang menjadi sebuah kepesimisan yang akut, dan pada akhirnya bunuh diri.
Demikian juga, orang yang menulis hoax dengan tekun, setiap hari satu baris, maka satu bulan bisa menjadi opini negara, atau setiap hari satu makalah pengrusak mungkin satu bulan menjadi satu buku mengerikan. Sedikit demi sedikit akan menghasilkan sesuatu yang sangat besar, maka akan membuat kegaduhan negara.
Satu titik, akan menjadi satu huruf, jika satu titik itu diulang-ulang, dan satu huruf itu menjadi kata, jika huruf itu digabungkan dengan huruf-huruf yang lain, dan kata-kata itu menjadi kalimat jika disusun dari satu kata dengan kata lain dan seterusnya.
Ada sebuah kisah yang menarik dari penakluk Mount Everest, puncak tertinggi dunia di Pegunungan Himalaya, penakluk pertama adalah Sir Edmund Hillary, pernah ditanya wartawan apa yang ditakutinya dalam menjelajah alam. Dia lalu mengaku tidak takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa, atau Padang pasir yang luas dan gersang sekalipun!
Lantas apa? Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki, “kata Hillary. Wartawan heran, tetapi sang penjelajah melanjutkan kata-katanya, Sebutir pasir yang masuk di sela-sela jari kaki sering sekali menjadi awal malapetaka. Ia bisa masuk ke kulit kaki atau menyelusup lewat kuku. Lama-lama jari kaki terkena infeksi, lalu membusuk.
Tanpa sadar, kaki pun bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu. Harimau, buaya, dan beruang, meski buas, adalah binatang yang secara naluriah takut menghadapi manusia. Sedang menghadapi jurang yang dalam dan ganasnya Padang pasir, seorang penjelajah sudah punya persiapan memadai. Tetapi, jika menghadapi sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah tak mempersiapkannya. Dia cendrung mengabaikannya.
Contoh di atas sangat jelas, bagi orang-orang yang selalu mengabaikan dosa-dosa kecil (ma’siat), seperti melihat wanita, kemudian melihat film atau gambar porno, yang pada akhirnya berzina, mencicipi minuman keras, yang pada akhirnya mabuk, dan membunuh. Sesuatu yang kecil dalam anggapan kita, dan kita terus melakukan itu, akan berakibat menjadi besar, mengapa? Karena sesuatu yang sedikit jika dikumpulkan menjadi banyak!Maka, jangan sekali-kali memulai untuk menikmati yang kecil (hal negatif), maka pada saatnya ia akan membakar dan menghantam kita.
Manyar Surabaya
Penulis : Halimi Zuhdy