WeWork Bangkrut: Siapa yang Terkena Imbasnya?

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
4 Min Read
- Advertisement -

jfid – Krisis yang sedang dihadapi oleh WeWork, sebuah perusahaan co-working yang pernah mencapai valuasi sebesar US$ 47 miliar (Rp 720 triliun), menciptakan gelombang ketidakpastian di seluruh ekosistem startup global.

Saat perusahaan ini terus berjuang untuk bertahan dalam keterbukaan informasi publik di bursa saham, tidak dapat diabaikan kemungkinan bahwa WeWork mungkin harus melangkah ke jalur kebangkrutan.

Dan dalam konteks ini, tidak hanya WeWork yang akan merasakan dampaknya.

Pertama-tama, kejatuhan WeWork dapat memperkuat asumsi bahwa fenomena pertumbuhan cepat dan valuasi tinggi yang telah menjadi ciri khas dalam dunia startup adalah gelembung yang siap meledak kapan saja.

Ad image

Dengan kata lain, ini bisa menjadi pukulan besar bagi persepsi investor dan masyarakat terhadap startup lainnya.

Para startup lain mungkin akan merasa tertekan untuk menunjukkan profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan agar dapat mempertahankan kepercayaan investor.

Tidak hanya startup yang akan terpengaruh; investor startup dan venture capital juga akan merasakan getarannya.

Kasus WeWork dapat memicu ketidakpastian di kalangan investor, mendorong mereka untuk menjadi lebih berhati-hati dalam menggelontorkan uang mereka.

Proses due diligence sebelum mencapai kesepakatan diperkirakan akan menjadi lebih ketat, terutama dalam hal analisis finansial dan rencana meraih keuntungan. Investor mungkin akan lebih selektif dalam memilih startup mana yang pantas mendapatkan pendanaan.

Dampak lain yang tidak bisa diabaikan adalah pada perekonomian lokal. Di Jakarta, misalnya, ekonomi WeWork berkontribusi sekitar Rp 1 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kehadiran WeWork yang memicu aktivitas bisnis lokal bisa terhenti mendadak jika perusahaan ini bangkrut, mengakibatkan dampak negatif pada perekonomian lokal.

Banyak bisnis lokal yang bergantung pada keberadaan WeWork mungkin akan merasakan goncangan ini.

Selanjutnya, anggota WeWork yang menggunakan ruang kerja mereka juga akan terkena dampak.

Mereka mungkin perlu mencari alternatif lain untuk tempat bekerja mereka. Hal ini bisa menjadi tantangan besar, terutama bagi perusahaan-perusahaan kecil yang sangat bergantung pada fleksibilitas dan layanan yang ditawarkan oleh WeWork.

Pemilik gedung yang menyewakan properti mereka kepada WeWork juga berpotensi mengalami kerugian.

Mereka mungkin akan kehilangan penyewa utama mereka dan terpaksa mencari penyewa baru. Ini bisa menjadi tantangan besar bagi pemilik gedung, terutama jika pasar real estat sedang mengalami penurunan.

Terakhir, karyawan WeWork, yang merupakan tulang punggung perusahaan ini, mungkin akan kehilangan pekerjaan mereka jika perusahaan menghadapi kebangkrutan.

Ini tentu saja akan menjadi pukulan besar bagi mereka, dan dapat berdampak pada tingkat pengangguran di wilayah-wilayah di mana WeWork beroperasi.

Maka dari gambaran diatas, jelas bahwa potensi kebangkrutan WeWork memiliki dampak yang luas, merentang dari ekosistem startup hingga pemilik gedung dan karyawan perusahaan itu sendiri.

Oleh karena itu, semua pihak yang terlibat harus bersiap-siap menghadapi kemungkinan tersebut dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko yang mungkin timbul.

- Advertisement -
Share This Article