Wasekjen PAN, Slamet Ariyadi Minta Polri untuk Segera Tangkap Abu Janda

Deni Puja Pranata By Deni Puja Pranata
2 Min Read
- Advertisement -

jfid – Anggota DPR-RI Komisi IV dari Fraksi PAN, Slamet Ariyadi meminta Polri untuk bertindak tegas terhadap kasus dugaan UU ITE yang menyeret Permadi Arya alias Abu Janda sebagai terlapor.

Abu Janda dipolisikan terkait kasus dugaan rasisme terhadap mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.

Pernyataan itu diunggah Permadi dalam akun Twitternya @permadiaktivis1. Pantauan jurnalfaktual.id, melihat cuitan itu sudah tidak dapat ditemukan lagi atau dihapus.

Cuitan itu pun berbuntut pada laporan ke Bareskrim Polri oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Laporan itu teregister dengan nomor LP/B/0052/I/Bareskrim tertanggal 28 Januari 2021.

Ad image

Slamet Ariyadi menilai, siapapun anak bangsa, harus memiliki Adab berkomunikasi. Sebagaimana yang ia sampaikan pada jurnalfaktual.id,

“Sila kedua dari Pancasila “Kemanusian yang adil dan beradab” siapapun anak bangsa, harus memiliki adab dalam berkomunikasi. Kata-kata yang keluar tidak boleh menyinggung orang. Jika Abu Janda menilai perkataan Evolusi tidak ada masalah. Tapi, bagaimana respon sosial yang mempermasalahkannya,” tegas Slamet Ariyadi. Minggu (31/1/2021).

Slamet Ariyadi meyakini, dengan Kapolri baru Listyo Sigit, bergerak cepat dengan kasus dugaan rasisme yang ditujukan pada Abu Janda.

“Negeri ini harus fokus pada peningkatan ekonomi. Bukan fokus dan terkuras pada Abu Janda yang katanya kebal hukum,” sindir Slamet Ariyadi.

Abu Janda atau Permadi Arya dalam siaran langsung Kompas TV, dirinya mengklarifikasi bahwa perkataannya adalah pertanyaan yang ditandai tanda tanya.

“Saya bertanya, soal kata evolusi yang dipersepsikan oleh Haris Pertama (ketua KNPI, red) tidak ada di kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)” terang Abu Janda.

Haris Pertama, menyebut, jika kata evolusi merujuk pada teori Darwin, yang berkaitan dengan genetika.

Dilain hal, Natalius Pigai, mengaku jika dirinya seringkali mendapatkan perlakuan rasis dari orang-orang.

“Seperti unggahan yang rasis itu, berapa ribu orang yang nge like. Kan ribuan,” terang Natalius Pigai dalam siaran Inews TV.

- Advertisement -
Share This Article