jfid – Warga Palestina di Kota Gaza menghadapi situasi yang semakin mencekam akibat serangan udara dan artileri Israel yang terus berlanjut. Banyak dari mereka yang menerima ancaman melalui telepon dari tentara Israel untuk meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke selatan. Namun, rute pengungsian yang ditawarkan Israel ternyata tidak aman dan penuh bahaya.
Menurut laporan media lokal, sekitar 400.000 warga Gaza telah meninggalkan rumah mereka di bagian utara dan timur kota setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi pada Jumat (13/10/2023). Mereka berbondong-bondong menuju Khan Younis, sebuah kota di selatan Jalur Gaza, melalui Jalan Salah al-Din, salah satu dari dua jalur utama yang menghubungkan utara dan selatan.
Namun, di tengah perjalanan, mereka diserang oleh pesawat tempur dan tank Israel. Sebuah konvoi kendaraan yang membawa ratusan warga sipil dilaporkan menjadi sasaran pengeboman Israel pada hari yang sama. Video yang beredar di media sosial menunjukkan pemandangan mengerikan dari mayat-mayat yang berserakan di jalan dan mobil-mobil yang terbakar. Menurut saksi mata, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan tersebut menimbulkan kemarahan dan kecaman dari berbagai pihak, termasuk negara-negara Arab, Liga Arab, dan PBB. Mereka mengecam Israel atas pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional, serta mendesak agar dibuka koridor kemanusiaan atau rute pengungsian yang aman bagi warga Palestina.
Sementara itu, Israel membela tindakannya dengan mengklaim bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan menempatkan pusat komando dan infrastruktur militer di dekat rumah sakit, sekolah, dan masjid. Israel juga mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk menghancurkan terowongan bawah tanah yang digunakan oleh Hamas untuk menyelundupkan senjata dan pejuang.
Konflik antara Israel dan Hamas telah memasuki minggu ketiga dengan korban jiwa terus bertambah. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 1.000 orang telah tewas di Gaza, sebagian besar adalah warga sipil. Di sisi lain, Israel melaporkan 12 orang tewas, termasuk dua tentara.