jfID – Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi NTB dalam rangka penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur NTB Tahun 2019 yang berlangsung di Kantor DPRD Provinsi NTB, Senin (20/04/2020).
Atas nama Pemerintah Provinsi NTB, Wagub mengucapkan terima kasih atas kinerja serta kerjasama DPRD Provinsi NTB selama ini. Berbagai masukan dan rekomendasi dari komisi-komisi DPRD dinilainya begitu berharga bagi peningkatan kinerja Pemerintah Provinsi NTB.
“Tentunya, rekomendasi-rekomendasi ini akan kami tindak lanjuti dan akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi kita di Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat,” ucap Wagub.
Dalam kesempatan itu, Wagub turut membahas kembali perkembangan terbaru penanganan Covid-19 di NTB. Meningkatnya jumlah masyarakat NTB yang positif virus Corona menurutnya harus disikapi dengan tenang dan tidak perlu panik.
“Kita tahu di awal kita mendapatkan pasien positif di NTB itu pada tanggal 16 Maret, tepat dua minggu setelah ditemukannya pasien pertama di Indonesia. Pada saat itu memang kita belum punya alat sendiri, sampel semua harus kita kirim ke Jakarta untuk kemudian tujuh sampai dengan sepuluh hari setelah itu baru kita bisa umumkan,” tutur Umi Rohmi, sapaan akrabnya.
Umi Rohmi kemudian menjelaskan, lonjakan kasus yang terjadi karena NTB saat ini telah memiliki alat sendiri yang dapat mengidentifikasi pasien yang telah terjangkit Covid-19. Dengan adanya alat tersebut, hasil tes akan dapat diketahui hanya dalam waktu yang jauh lebih singkat.
“Alhamdulillah Provinsi Nusa Tenggara Barat sejak sekitar dua minggu yang lalu itu sudah memiliki alat sendiri, sudah ngecek sendiri, sehingga pada saat ini untuk menentukan positif itu hanya butuh satu sampai dengan dua hari. Itulah kemudian mengapa setiap hari kita mendengar jumlah yang positif itu banyak karena memang sesungguhnya yang positif-positif sekarang itu, sejak awal di pertengahan Maret itu sudah masuk ke NTB,” jelasnya.
Namun, Umi Rohmi meminta masyarakat agar terus menjaga kedisiplinan dengan mematuhi protokol penanganan Corona, karena menurutnya tantangan utama dalam penanganan Covid-19 ialah kedisiplinan dari masyarakat.
“Kalau kita melihat lonjakan-lonjakan yang begitu signifikan hari-hari ini di NTB ini sebenarnya ada sinyal positif, bahwa kita sudah bisa melokalisir potensi-potensi tersebut dengan catatan, tentunya bagaimana agar masyarakat kita yang masuk dalam kategori PPTG (Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala) maupun dia OTG (Orang Tanpa Gejala) maupun ODP (Orang Dalam Pemantauan) itu semuanya disiplin,” ujarnya.
Terakhir, Ia berharap kerjasama dan komunikasi antar pemerintah dengan masyarakat dapat terus terjalin dengan baik. Edukasi, kelengkapan sarana dan prasarana penanganan Covid-19 kedepannya diharapkan terus ditingkatkan hingga ke pelosok-pelosok desa.
“Insya Allah dengan kerjasama yang baik antara eksekutif, legislatif dan seluruh elemen di Nusa Tenggara Barat masalah yang sulit ini akan bisa kita lalui dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya.