jfid – Miftah Maulana Habiburrahman, atau yang lebih dikenal dengan Gus Miftah, adalah seorang ulama kondang yang kerap memberikan ceramah di berbagai tempat.
Namun, baru-baru ini, namanya menjadi sorotan karena sebuah video yang menunjukkan dirinya sedang membagikan uang kepada sejumlah warga di Pamekasan, Madura.
Video tersebut viral di media sosial dan menimbulkan berbagai spekulasi. Apa sebenarnya yang terjadi?
Video yang beredar di media sosial itu berdurasi sekitar satu menit. Dalam video itu, terlihat Gus Miftah yang mengenakan baju putih dan peci hitam, memegang segepok uang pecahan Rp50.000.
Di belakangnya, ada seorang pria yang memegang kaos bergambar Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 01 yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka.
Gus Miftah tampak membagikan uang tersebut kepada warga yang berbaris di depannya. Beberapa warga tampak mengucapkan terima kasih dan bersalaman dengan Gus Miftah.
Video tersebut sontak menuai berbagai reaksi dari netizen. Sebagian netizen menilai bahwa aksi Gus Miftah itu adalah bentuk kampanye terselubung untuk pasangan Prabowo-Gibran, mengingat Gus Miftah merupakan salah satu anggota tim kampanye nasional (TKN) mereka.
Sebagian netizen lainnya mengecam Gus Miftah karena dianggap telah melanggar etika dan hukum dengan membagikan uang kepada warga. Namun, ada juga netizen yang membela Gus Miftah dan menganggap bahwa aksi itu adalah bagian dari sedekah dan kebaikan yang biasa dilakukan oleh Gus Miftah.
Gus Miftah sendiri telah memberikan klarifikasi terkait video tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan Antara, Gus Miftah mengatakan bahwa video itu diambil saat dirinya menghadiri acara undangan dari seorang pengusaha tembakau di Pamekasan, yang bernama Haji Her.
Menurut Gus Miftah, Haji Her adalah seorang dermawan yang memiliki kebiasaan bersedekah setiap hari. Bahkan, Haji Her telah membangun lebih dari 1.000 unit rumah sederhana untuk orang miskin.
“Kebetulan saya dapat undangan bertepatan dengan jadwal bagi-bagi duit. Saya diminta ikut bagi duit, masa saya tolak, kan minimal saya dapat pahalanya, ikut bagi-bagi,” jelas Gus Miftah (Tirto.id).
Gus Miftah menegaskan bahwa pembagian uang itu murni sedekah dan tidak ada kaitannya dengan apa pun, apalagi politik jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Ia juga membantah bahwa ada kaos Prabowo yang terlihat di belakangnya. Ia mengatakan bahwa kaos itu dibawa oleh orang yang merekam video tersebut, bukan oleh timnya.
“Ada yang bertanya, itu ada kaos Prabowo, silakan anda yang menvideo dan membawa kaos,” ujarnya.
Gus Miftah juga mengklarifikasi bahwa dirinya bukan bagian dari TKN Prabowo-Gibran, melainkan hanya sebagai relawan yang mendukung visi dan misi mereka. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak tertulis sebagai TKN dan tidak menerima gaji atau fasilitas apa pun dari tim kampanye.
“Saya klarifikasi, saya bukan TKN, bukan tim kampanye, saya tidak tertulis sebagai TKN,” katanya (tribunnews.com).
Klarifikasi Gus Miftah ini mendapat tanggapan dari pihak-pihak terkait. Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Afriansyah Noor, mengatakan bahwa Gus Miftah memang merupakan penceramah, alim ulama, yang kerap memberikan santunan dan bantuan kepada masyarakat.
Namun, ia juga mengakui bahwa aksi Gus Miftah itu bisa menimbulkan blunder, karena terjadi di masa kampanye dan kebetulan Gus Miftah masuk sebagai tim kampanye Prabowo-Gibran.
“Bagaimana ya, karena masa kampanye dan kebetulan masuk sebagai tim kampanye Pak Prabowo dan Mas Gibran, tentunya akan membuat blunder,” kata Afriansyah (viva.co).
Sementara itu, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, yang merupakan rival dari Prabowo-Gibran, meragukan klarifikasi Gus Miftah. Juru bicara TPN Ganjar-Mahfud, Raja Juli Antoni, mengatakan bahwa video
Gus Miftah itu menunjukkan adanya indikasi money politics, yang merupakan pelanggaran hukum. Ia juga menyoroti adanya kaos Prabowo yang terlihat di video tersebut, yang menurutnya menunjukkan adanya unsur kampanye.
“Kami meragukan klarifikasi Gus Miftah. Kami melihat ada indikasi money politics dan kampanye terselubung di video itu. Kami minta KPU dan Bawaslu untuk mengusut kasus ini,” kata Raja (detik.com).
Gus Miftah adalah seorang ulama yang dikenal dengan gaya ceramahnya yang lugas, santai, dan humoris. Ia juga kerap menyentuh tema-tema yang dianggap tabu oleh sebagian ulama lainnya, seperti seks, LGBT, dan narkoba.
Ia mengaku bahwa dirinya ingin menyampaikan dakwah kepada semua kalangan, terutama mereka yang terpinggirkan dan tersesat. Ia juga mengaku bahwa dirinya pernah menjadi seorang preman, bandar narkoba, dan penjudi, sebelum bertobat dan menjadi ulama.
Gus Miftah lahir di Yogyakarta pada 17 April 1976. Ia merupakan putra dari KH Habiburrahman, pendiri Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.
Ia menempuh pendidikan di pondok pesantren tersebut, kemudian melanjutkan ke Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Ia juga pernah belajar di Universitas Al-Azhar, Mesir, jurusan Bahasa Arab.
Gus Miftah adalah salah satu ulama yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Namun, ia juga tidak luput dari kontroversi dan kritik. Bagi sebagian orang, Gus Miftah adalah ulama yang berani, cerdas, dan peduli.