jfid – Hari ini, Jumat 10 Mei 2024, sebuah upacara sakral dan penuh haru akan digelar di Bali.
Upacara Ngaben, sebuah ritual pembakaran jenazah yang dipercaya oleh masyarakat Hindu Bali sebagai proses penyempurnaan jenazah kembali ke Sang Pencipta, akan dilaksanakan untuk Putu Satria Ananta Rustika.
Putu Satria adalah korban kekerasan di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang menggemparkan publik.
Mengenang Putu Satria Ananta Rustika
Putu Satria Ananta Rustika, seorang mahasiswa berusia 19 tahun dari STIP Jakarta, meninggal dunia dalam kondisi tragis.
Ia menjadi korban dugaan kekerasan oleh seniornya di kampus. Kejadian ini mengejutkan banyak pihak dan memicu sorotan tajam terhadap isu kekerasan di lingkungan pendidikan.
Upacara Ngaben: Ritual Penyempurnaan Kembali ke Sang Pencipta
Upacara Ngaben adalah ritual khas umat Hindu di Bali yang bertujuan untuk mengembalikan roh orang yang telah meninggal dunia ke alam asalnya.
Prosesi ini melibatkan pembakaran jenazah, yang kemudian abunya akan dibuang ke laut atau sungai.
Ritual ini dipercaya dapat mempercepat proses penyatuan roh dengan Tuhan, atau yang disebut Moksha.
Upacara Penghormatan Terakhir untuk Putu Satria
Hari ini, keluarga Putu Satria akan menggelar upacara Ngaben. Prosesi ini akan menjadi penghormatan terakhir bagi Putu Satria, seorang taruna yang memiliki cita-cita tinggi dan berprestasi.
Meski ditinggalkan dalam kondisi yang menyedihkan, semangat Putu Satria akan tetap hidup dalam ingatan kita semua.
Refleksi dan Harapan
Kasus Putu Satria menjadi cermin bagi kita semua tentang pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan kondusif.
Mari kita berharap, ke depannya tidak ada lagi Putu Satria yang harus jatuh korban.
Dan semoga, melalui upacara Ngaben ini, roh Putu Satria dapat kembali dengan damai ke Sang Pencipta.