Uji Lab Parimbo Bongkar Rahasia Roti Aoka dan Okko yang Tahan Lama!

Lukman Sanjaya By Lukman Sanjaya
5 Min Read
Uji Lab Parimbo Bongkar Rahasia Roti Aoka dan Okko yang Tahan Lama! (Ilustrasi)
Uji Lab Parimbo Bongkar Rahasia Roti Aoka dan Okko yang Tahan Lama! (Ilustrasi)
- Advertisement -

jfid – Baru-baru ini, jagat kuliner Indonesia diguncang oleh berita mengejutkan: roti yang ternyata “berbumbu” bahan pengawet kosmetik.

Kabar ini menyambar lebih cepat dari aroma roti panggang di pagi hari, mengundang kehebohan di antara pecinta roti dan pengusaha makanan.

Dua merek roti kemasan, Aoka dan Okko, diduga menggunakan zat pengawet sodium dehydroacetate, bahan yang umumnya ditemukan dalam kosmetik.

Bagaimana bisa bahan kosmetik masuk ke dapur roti? Mari kita selami ceritanya.

Ad image

Fakta di Balik Kehebohan: Uji Laboratorium Parimbo

Awal mula penemuan ini berasal dari investigasi Paguyuban Roti dan Mie Ayam Borneo (Parimbo).

Ketua Parimbo, Aftahuddin, menerima laporan dari anggotanya mengenai roti yang tampaknya abadi tak berjamur meski melewati tanggal kedaluwarsa.

“Roti Aoka sudah beredar di Kalimantan Selatan sejak 2017, tapi baru masif pada saat pandemi COVID-19,” kata Aftahuddin, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Kalimantan Selatan.

Laporan serupa datang dari jejaring pengusaha roti di Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.

Aftahuddin mengirim foto roti yang kondisinya masih bagus meski sudah sembilan bulan kedaluwarsa.

“Penampilannya masih bagus, tidak ada bintik hitam tanda jamur,” ujarnya kepada Tempo.

Proses Uji Laboratorium dan Hasil yang Mengejutkan

Penasaran, Parimbo mengirim sampel roti ke laboratorium SGS Indonesia, bagian dari SGS Group, perusahaan multinasional yang menyediakan jasa verifikasi, pengujian, inspeksi, dan sertifikasi.

Hasilnya membuat Aftahuddin terperangah: sampel roti Aoka mengandung sodium dehydroacetate sebanyak 235 miligram per kilogram, sementara sampel roti Okko mengandung 345 miligram per kilogram.

Sodium dehydroacetate dikenal sebagai bahan pengawet yang efektif menghambat pertumbuhan mikroba.

Guru besar ilmu dan teknologi pangan IPB University, Sugiyono, menyatakan, “Senyawa kimia ini memiliki efek pengawetan lebih kuat dibandingkan bahan lain yang sudah diizinkan BPOM.

Namun, beberapa negara membatasi penggunaannya pada makanan.”

Penyangkalan dari Produsen

Tentu saja, berita ini ditanggapi dengan reaksi keras dari para produsen roti. PT Indonesia Bakery Family, produsen roti Aoka, dengan tegas membantah tuduhan tersebut.

“Kami ingin menegaskan bahwa roti buatan kami tidak menggunakan sodium dehydroacetate.

Sebanyak 16 produk kami sudah mendapatkan izin edar dari BPOM,” ucap Kemas Ahmad Yani, Head of Legal Indonesia Bakery Family, dalam wawancara dengan Tempo.

Senada dengan itu, PT Abadi Rasa Food, produsen roti Okko, juga membantah keras.

Jimmy, pengelola pabrik PT Abadi Rasa Food, menjelaskan bahwa roti mereka tahan lama karena diproduksi dalam ruangan steril berstandar internasional.

“Roti bisa bertahan 60-90 hari karena proses produksi yang higienis dan kandungan bahan yang sudah ditetapkan sesuai dengan peraturan BPOM,” jelas Jimmy.

Interpretasi dan Dampak

Penemuan bahan pengawet kosmetik dalam roti ini memicu berbagai spekulasi dan kekhawatiran.

Bagaimana bisa bahan yang seharusnya digunakan untuk kosmetik masuk ke dalam roti? Apakah ini kesalahan teknis, kelalaian, atau upaya sengaja untuk mengurangi biaya produksi? Lebih jauh lagi, apa dampaknya bagi kesehatan konsumen?

Menurut Sugiyono, penggunaan sodium dehydroacetate dalam makanan bisa berbahaya jika tidak diatur dengan ketat.

“Penggunaan yang tidak sesuai dengan batas aman bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang,” tuturnya.

Kesimpulan: Drama Belum Berakhir

Kasus ini membuka mata kita tentang pentingnya pengawasan dan regulasi dalam industri makanan.

Konsumen berhak mendapatkan informasi yang jujur dan produk yang aman.

Sementara produsen harus memastikan bahwa produk mereka tidak hanya enak, tetapi juga aman untuk dikonsumsi.

Drama roti berbahan pengawet kosmetik ini belum berakhir. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap kebenaran di balik penggunaan sodium dehydroacetate dalam roti Aoka dan Okko.

Sementara itu, kita sebagai konsumen harus lebih kritis dan waspada terhadap produk yang kita konsumsi sehari-hari.

Dengan cerita ini, kita belajar bahwa tidak semua yang tampak lezat dan tahan lama selalu baik untuk dikonsumsi.

Siapa sangka, di balik sepotong roti yang tampak polos, tersimpan kisah yang lebih seru dari sinetron sore hari.

- Advertisement -
Share This Article