Terlepas dari kelelahan fisik, seseorang yang kurang tidur juga merasakan kesulitan dalam berkonsentrasi,
mengambil keputusan, dan menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari.
Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan otak untuk berfungsi secara optimal,
menghasilkan perasaan kabur dan tidak fokus yang mengganggu produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Lebih dalam lagi, kurang tidur dapat merusak kemampuan otak dalam mengelola ingatan.
Baik memori jangka pendek yang penting untuk aktivitas kompleks seperti berhitung maupun memori jangka panjang
yang mencatat informasi penting sepanjang waktu,
keduanya terpengaruh secara signifikan oleh kurang tidur.
Dalam keadaan kurang tidur, proses kritis pembentukan dan konsolidasi memori terganggu,
menyebabkan kesulitan dalam mengingat informasi yang baru dipelajari
dan mengakses informasi yang telah tersimpan dalam ingatan jangka panjang.
Tidak kalah pentingnya, kurang tidur juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengendalikan perilaku dan emosi.
Penurunan kendali diri dan kemampuan untuk merencanakan dengan baik sering kali menjadi masalah yang timbul akibat kurang tidur.
Hal ini menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan terhadap impuls,
kesulitan dalam mengontrol emosi, dan cenderung mengambil risiko yang tidak terukur.
Sehingga, dampak kurang tidur bukan hanya terasa pada level fisik dan kognitif,
tetapi juga pada perilaku dan kesejahteraan emosional seseorang.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak kurang tidur pada fungsi otak,
menjadi jelas bahwa tidur yang berkualitas adalah hal yang tidak boleh diabaikan.
Upaya untuk memprioritaskan tidur yang cukup dan berkualitas menjadi langkah penting bagi siapa pun yang menghargai kesehatan fisik, kognitif,
dan emosional mereka. Sebuah investasi sederhana namun berharga
yang dapat membawa dampak positif dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih baik dan produktif.