Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya tidur yang cukup diharapkan dapat menjadi langkah awal
dalam memerangi masalah kesehatan mental yang semakin meningkat di era modern ini.
Pengaruh Lain Kurang Tidur pada Fungsi Otak
Sebuah penelitian mendalam menyoroti dampak yang kurang tidur dapat timbulkan pada fungsi otak yang sering kali terabaikan.
Dalam keadaan ketika mata terus terpejam akibat kurang tidur,
otak sebenarnya tidaklah beristirahat, melainkan bekerja lebih keras
dalam upaya memerangi rasa mengantuk yang terus mendera.
Sebuah paradoks yang mengemuka: ketika tubuh membutuhkan istirahat,
otak malah menjadi lebih aktif, mencoba untuk mempertahankan kewaspadaan dan kinerja.
Pada level dasar, kurang tidur memengaruhi kerja otak dengan berbagai cara.
Salah satu yang paling mencolok adalah penurunan efisiensi kinerja otak.
Terus-menerus merasakan rasa kantuk membuat otak terganggu dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.
Sebagai akibatnya, kemampuan untuk berkonsentrasi menurun drastis,
membuat pengambilan keputusan menjadi terhambat,
dan respons terhadap rangsangan eksternal menjadi lebih lambat.
Dalam situasi yang ekstrem, kurang tidur bahkan dapat menimbulkan gangguan
pada koordinasi gerak dan penglihatan, memperparah risiko kecelakaan dan cedera.
Namun, dampak kurang tidur tidak berhenti pada level fisik semata.
Kondisi yang sering diistilahkan sebagai “brain fog” atau kabut pikiran
adalah salah satu gejala yang sering kali muncul akibat kurang tidur.