jfid Surabaya – Hasil survei Surabaya Research Syndicate (SRS) menunjukkan bahwa warga Jawa Timur (Jatim) banyak yang menginginkan pasangan Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024. Pasangan ini unggul dari pasangan lain yang disimulasikan oleh SRS, seperti Ganjar-Ridwan Kamil, Ganjar-Erick Thohir, dan Ganjar-Khofifah Indar Parawansa.
Survei SRS dilakukan pada 3-12 September 2023 dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak dari 38 kabupaten/kota di Jatim. Metode survei menggunakan wawancara tatap muka dengan margin of error sebesar 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Menurut Peneliti Senior SRS Edwin Abdul, survei ini bertujuan untuk mengukur elektabilitas dan popularitas para tokoh nasional yang berpotensi maju sebagai capres dan cawapres pada 2024. Selain itu, survei ini juga ingin mengetahui preferensi warga Jatim terhadap pasangan capres-cawapres yang ideal.
“Kami menemukan bahwa Ganjar Pranowo adalah tokoh yang paling diminati oleh warga Jatim untuk menjadi capres. Dia mendapatkan elektabilitas sebesar 38,5 persen, unggul dari Prabowo Subianto yang mendapat 28,5 persen dan Anies Baswedan yang mendapat 12,8 persen,” kata Edwin dalam paparan hasil survei di Surabaya, Jumat (15/9/2023).
Edwin menjelaskan bahwa Ganjar memiliki keunggulan dalam hal popularitas, kinerja, dan citra positif di mata publik. “Ganjar dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, responsif terhadap aspirasi masyarakat, dan berhasil menangani pandemi COVID-19 di Jawa Tengah. Dia juga memiliki track record yang baik sebagai birokrat dan politisi,” ujarnya.
Namun, Edwin menambahkan bahwa Ganjar masih membutuhkan sosok cawapres yang dapat melengkapi kekurangannya, terutama dalam hal pengalaman di tingkat nasional dan dukungan partai politik. “Dari hasil survei kami, warga Jatim lebih memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres paling pas dan potensial untuk mendampingi Ganjar. Sebanyak 19,4 persen responden menginginkan Sandiaga menjadi cawapres Ganjar,” tuturnya.
Edwin mengatakan bahwa Sandiaga memiliki kelebihan dalam hal kemampuan ekonomi, kewirausahaan, dan komunikasi. “Sandiaga adalah sosok yang sukses sebagai pengusaha dan politisi. Dia memiliki visi dan program yang konkret untuk memulihkan ekonomi nasional pasca pandemi. Dia juga mampu berkomunikasi dengan berbagai kalangan, termasuk generasi muda dan milenial,” paparnya.
Pasangan Ganjar-Sandiaga mendapat persentase tertinggi (19,4 persen) dibandingkan dengan pasangan lain yang disimulasikan oleh SRS. Pasangan Ganjar-Ridwan Kamil mendapat 15,6 persen, Ganjar-Erick Thohir mendapat 12,1 persen, dan Ganjar-Khofifah Indar Parawansa mendapat 10,1 persen.
Edwin mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi preferensi warga Jatim terhadap pasangan capres-cawapres. Salah satunya adalah kesesuaian ideologi dan visi-misi antara capres dan cawapres. “Warga Jatim cenderung memilih pasangan yang sejalan dalam hal ideologi dan visi-misi. Misalnya, Ganjar dan Sandiaga sama-sama berasal dari partai berhaluan nasionalis-sekuler, yaitu PDIP dan Gerindra. Mereka juga memiliki visi yang sama untuk membangun Indonesia yang maju dan sejahtera,” katanya.
Faktor lainnya adalah keseimbangan representasi antara capres dan cawapres. “Warga Jatim menginginkan pasangan yang dapat mewakili berbagai aspek, seperti wilayah, agama, etnis, gender, dan usia. Misalnya, Ganjar dan Sandiaga dapat mewakili wilayah Jawa dan luar Jawa, agama Islam dan non-Islam, etnis Jawa dan Minang, gender laki-laki, dan usia paruh baya,” jelasnya.
Selain itu, faktor lainnya adalah popularitas dan kredibilitas capres dan cawapres. “Warga Jatim lebih memilih pasangan yang sudah dikenal luas oleh masyarakat dan memiliki kredibilitas yang tinggi dalam bidangnya. Misalnya, Ganjar dan Sandiaga sudah dikenal sebagai pemimpin yang berprestasi di daerahnya masing-masing. Mereka juga memiliki kredibilitas yang tinggi dalam bidang pemerintahan dan ekonomi,” imbuhnya.
Untuk mendapatkan wawasan lebih mendalam tentang survei SRS ini, kami menghubungi beberapa narasumber yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam bidang politik, khususnya di Jatim. Berikut adalah cerita dan pandangan mereka tentang isu ini:
Dr. Arief Budiman, Dosen Ilmu Politik Universitas Airlangga
Dr. Arief mengatakan bahwa survei SRS ini menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo adalah tokoh yang paling potensial untuk menjadi capres pada 2024 dari kubu PDIP. “Ganjar adalah pemimpin yang populer di Jawa Tengah, provinsi dengan jumlah pemilih terbesar di Indonesia. Dia juga memiliki elektabilitas yang tinggi di Jatim, provinsi dengan jumlah pemilih kedua terbesar di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa Ganjar memiliki basis massa yang kuat di Pulau Jawa, yang merupakan kunci kemenangan dalam pemilu presiden,” ujarnya.
Dr. Arief menambahkan bahwa Ganjar juga memiliki kelebihan lain yang dapat menarik dukungan dari berbagai kalangan. “Ganjar adalah sosok yang moderat, toleran, dan inklusif. Dia dapat menjembatani perbedaan antara kelompok-kelompok sosial, seperti agama, etnis, dan golongan. Dia juga memiliki gaya kepemimpinan yang santun, rendah hati, dan humoris. Dia dapat berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat, baik secara langsung maupun melalui media sosial,” katanya.
Namun, Dr. Arief juga mengingatkan bahwa Ganjar masih menghadapi beberapa tantangan dan hambatan untuk menjadi capres pada 2024. Salah satunya adalah persaingan internal di PDIP. “Ganjar bukanlah satu-satunya kader PDIP yang berpotensi menjadi capres. Ada juga nama-nama lain seperti Puan Maharani, Budi Gunawan, Pramono Anung, dan Bambang Wuryanto. Mereka juga memiliki dukungan dari sebagian elite partai dan basis massa di daerah-daerah tertentu. Ganjar harus bisa memenangkan hati Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar dapat mendapat rekomendasi sebagai capres dari partainya,” paparnya.
Selain itu, tantangan lainnya adalah mencari cawapres yang dapat menjadi mitra kerja yang baik bagi Ganjar. “Ganjar harus mencari cawapres yang dapat melengkapi kekurangannya, terutama dalam hal pengalaman di tingkat nasional dan dukungan partai politik. Ganjar juga harus mencari cawapres yang dapat mewakili kepentingan daerah-daerah di luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Ganjar harus bisa membangun koalisi partai-partai politik yang solid untuk mendukung pasangannya,” jelasnya.