Siapa Gabriel Attal? Kenali PM Prancis yang Berani Mengaku Gay dan Mendukung Hak Minoritas

ZAJ
By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
6 Min Read
- Advertisement -

jfid – Gabriel Attal, 34 tahun, menjadi perdana menteri (PM) termuda dalam sejarah Prancis setelah ditunjuk oleh Presiden Emmanuel Macron pada Selasa, 9 Januari 2024.

Attal menggantikan Elisabeth Borne yang mengundurkan diri setelah menjabat selama 20 bulan.

Attal juga menjadi PM Prancis pertama yang secara terbuka menyatakan dirinya gay.

Ia menikah dengan Stephane Sejourne, mantan penasihat politik Macron, pada tahun 2023.

Attal menjadi salah satu politisi LGBTQ paling terkemuka dan berkuasa di dunia.

Latar Belakang dan Pendidikan

Attal lahir pada 16 Maret 1989 di Clamart, sebuah kota dekat Paris.

Ayahnya, Yves Attal, adalah seorang pengacara dan produser film Yahudi-Tunisia yang meninggal pada tahun 2015.

Ibunya, Marie de Couriss, adalah seorang pekerja film Ortodoks Kristen dari Odesa.

Attal bersekolah di Ecolo Alsacienne, sebuah sekolah swasta yang dikenal sebagai tempat belajar anak-anak dari keluarga kaya dan terkenal.

Ia kemudian melanjutkan studinya di Sciences Po University, sebuah institusi bergengsi yang menghasilkan banyak pemimpin politik Prancis, dengan mengambil jurusan public affairs.

Karier Politik

Attal tertarik dengan dunia politik sejak usia muda. Ia bergabung dengan Partai Sosialis pada tahun 2006, ketika ia berusia 17 tahun, dan mendukung kandidat presiden saat itu, Segolene Royal.

Pada tahun 2012, ia mulai bekerja di kantor Menteri Kesehatan saat itu, Marisol Touraine, sebagai penasihat komunikasi.

Pada tahun 2016, ia keluar dari Partai Sosialis dan bergabung dengan gerakan En Marche! yang dipimpin oleh Macron.

Attal terpilih sebagai anggota parlemen pada tahun 2017, mewakili daerah Hauts-de-Seine.

Ia kemudian ditunjuk sebagai juru bicara pemerintah pada tahun 2020, dan menjadi wajah publik dalam menangani pandemi COVID-19.

Pada tahun 2023, ia dipromosikan menjadi menteri junior di kementerian keuangan, dan kemudian menjadi menteri pendidikan.

Langkah pertamanya sebagai menteri pendidikan adalah melarang pakaian abaya Muslim di sekolah-sekolah negeri.

meningkatkan popularitasnya di kalangan pemilih konservatif meskipun ia berasal dari sayap kiri.

Visi dan Misi

Attal memuji pengangkatannya sebagai PM sebagai simbol “keberanian dan gerakan” ketika ia mengambil alih jabatan Borne dalam upacara resmi di kediaman perdana menteri Matignon di Paris.

“Prancis tidak akan pernah identik dengan kemunduran, Prancis akan identik dengan transformasi, Prancis akan identik dengan keberanian,” ujar Attal.

Macron berharap Attal dapat mengembalikan semangat perubahan yang berani yang telah ia bawa sejak ia pertama kali terpilih pada tahun 2017, di tengah gelombang harapan reformasi radikal.

“Saya tahu saya dapat mengandalkan energi dan komitmen Anda,” kata Macron kepada Attal, seraya menambahkan bahwa PM baru akan bertindak sejalan dengan semangat “keunggulan dan keberanian” yang ia miliki pada tahun 2017.

Attal juga dikenal sebagai sosok yang peduli dengan isu-isu sosial, seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan hak asasi manusia.

Ia juga sering berbagi pengalaman pribadinya sebagai seorang gay, dan bagaimana ia menghadapi intimidasi dan diskriminasi di masa lalunya.

Attal pernah tampil di acara TV terkenal untuk menceritakan kisah bagaimana ia diintimidasi di sekolah menengah oleh mantan teman sekelasnya.

menurutnya telah mempermalukannya di blog yang dibuat untuk menilai fisik teman sekelasnya pada masa-masa awal revolusi internet.

Attal juga aktif dalam mempromosikan kesetaraan dan inklusivitas di masyarakat Prancis, dan mendukung hak-hak kaum minoritas, termasuk LGBTQ, imigran, dan perempuan.

Tantangan dan Harapan

Attal menghadapi tantangan besar sebagai PM termuda Prancis, di tengah krisis kesehatan, ekonomi, dan sosial yang melanda negara tersebut.

Ia juga harus mempersiapkan diri untuk menghadapi pemilihan presiden yang akan datang pada tahun 2025, di mana Macron akan kembali mencalonkan diri.

Attal diharapkan dapat membantu Macron memenangkan kembali kepercayaan publik, yang telah menurun akibat penanganan pandemi, protes sosial, dan skandal politik.

Attal juga harus dapat menjaga keseimbangan antara sayap kiri dan kanan dalam koalisi pemerintahan, serta mengatasi perpecahan dan polarisasi di masyarakat.

Attal juga menjadi sorotan media internasional, sebagai salah satu pemimpin dunia termuda dan gay.

Ia dianggap sebagai simbol perubahan dan harapan bagi generasi muda dan komunitas LGBTQ, yang menginginkan lebih banyak representasi dan pengakuan di tingkat global.

Attal sendiri mengatakan bahwa ia tidak ingin dilihat hanya dari identitas seksualnya, tetapi juga dari kinerja dan kontribusinya sebagai PM.

Ia juga mengatakan bahwa ia ingin menjadi contoh bagi orang-orang yang mengalami diskriminasi dan kesulitan karena orientasi seksual mereka.

“Saya ingin menunjukkan bahwa apa pun latar belakang Anda, apa pun orientasi seksual Anda, Anda dapat mencapai impian Anda jika Anda bekerja keras dan berani,” kata Attal.

- Advertisement -
Share This Article