jf.id – Perekonomian Desa Bonder, Kecamatan Praya Barat, Kab. Lombok Tengah sama seperti Desa lainnya, yakni bertumpu kepada pertanian sebagai sumber komoditas penghasilan warganya. Minggu, 02/02/2020.
Sebagai Ketua Pemuda HKTI NTB, Selamat Riadi komitmen menjadi fokus serta lotus program dalam visi-misinya ke depan jika dikehendaki warga Desa Bonder memimpin Desa tersebut.
“saya faham betul bahwa Desa Bonder tidak menjadi spesifikasi dari Dinas Pertanian dan Perikanan, dari itu menjadi prioritas semua calon Pemimpin di Desa Bonder agar serius dalam memperhatikan persoalan pertanian,” kata Selamat Riadi.
Problem penting yang diungkapkan Selamet Riadi prihal pertanian di Desa Bonder adalah air serta irigasi pertanian.
“tentu masalah ini lantas tidak membuat kami pesimis, apalagi sebagai penghalang, kita harus optimis terkait problem ini,” sambungnya.
Menjawab problem tersebut, Desa menurutnya mesti mempersiapkan dan memahaminya utuh. Persiapan dan antisipasinya melalui persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing, beradaptasi serta peka terhadap situasi zaman.
“tantangan zaman semakin ketat, Sumber Daya Alam semakin menipis, maka mau tidak mau serta suka tidak suka semua itu harus di hadapi, bukan di hindari, agar tidak tertinggal kreta, ” imbuh pria yang akrab disapa Rebe tersebut.
Diketahui, Desa Bonder masuk dalam kawasan penyangga ekonomi, terkhusus bagian Barat di Lombok Tengah, sebuah program prioritas nasional serta jalur penting pariwisata di Lombok Tengah.
Posisi strategis Desa Bonder ini ditopang juga dengan posisi jalur Lombok International AirPort (LIA) yang jika dilirik secara positioning, menurut Selamat Riadi mendapatkan bonus geografi yang menguntungkan pembangunan.
“posisi ini menjadikan Desa Bonder harus mempunyai kerangka serta spesialisasi pembangunan ke depan, baik secara fisik ataupun potensi SDM nya, ” sebut Selamat Riadi.
Konsep pembangunan yang cocok diterapkan ditegaskan Selamet Riadi, berasaskan kearifan lokal agar pembangunan dapat berjalan bersih serta arif untuk menghindari akibat buruk terhadap pembangunan yang diprioritaskan.
“tentu tanpa harus mengorbankan kearifan lokal untuk menutup kemungkinan munculnya ruang terhadap hal-hal buruk bagi generasi muda seperti narkoba, keamanan dan lainnya,” harap Selamat Riadi.
Pengembangan sektor SDM mesti di topang oleh sektor pendidikan, sektor pendidikan menjadi tulang punggung terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia.
“pembentukan karakter SDM adalah hasil dari dunia pendidikan, selama ini Pemdes Bonder hampir tidak mempunyai perhatian, padahal kita tahu Desa Bonder punya banyak lembaga pendidikan, mulai dari TK, Paud sampai Pondok Pesantren, dan Universitas, seharusnya Pemdes bisa bersinergi dengan lembaga pendidikan tersebut secara sistemik,” sebut Selamat Riadi.
Sinergisitas yang baik tentu menjadi solusi yang solutif dari semua permasalahan di Desa Bonder, sebab dengan sinergi yang baik, akan memunculkan kemitraan yang layak.
“saya pikir, semua problem akan beres jika ada sinergisitas, seperti contoh problem kekumuhan, kebersihan dan sampah bisa teratasi, ” cetusnya.
Mengingat, turunnya kelas Desa Bonder dari Desa Mandiri menjadi Desa Swakelola yang ditetapkan pada tanggal 28 November 2019 lalu, membutuhkan sekitar 15 tahun lagi untuk mengembalikan kelas Desa tersebut.
“ini akibat dari Pemdes Bonder tidak memperhatikan betul kepentingan publik, sehingga timbul ketidak nyamanan, contoh saja sepanjang jalan Dusun Buntimbe sampai Dusun Bagik Nur masih gelap gulita, pengelolaan sampahnya masih jauh dari harapan, ” sergahnya.
Pilkades mendatang, Desa Bonder membutuhkan pemimpin penuh ide serta inovasi, tidak bisa sebuah Desa diurus dengan gaya lama, sehingga memunculkan kreativitas dan pelibatan banyak unsur yang akan menciptakan keharmonisan yang baik.
“saya sangat optimis, dengan kerjasama yang baik antar perangkat Desa dengan Toma, toga, pemuda, adat hingga leading sektor baik tingkat Kabupaten, Provinsi hingga Pusat, pasti banyak hal yang kita bisa konveksikan sebagai peluang untuk Desa Bonder dengan optimalisasi potensi SDM, ” terang Selamat Riadi.
Atas beberapa kritikan, harapan serta gagasan kepemimpinan yang dielaborasikan Selamet Riadi ini, mendapatkan kesimpulan bahwa di Desa Bonder masih banyak problem yang harus dituntaskan.
“mulai dari manajemen kelola Desa yang carut marut, unkonsistensinya Pemdes menjalankan aturan, mengakibatkan out put yang tidak jelas pada setiap kebijakan dan cara kerja yang melanggar aturan, sehingga kita butuh proses panjang untuk menyesuaikan diri dalam memimpin, ” kata Selamat Riadi.
Intrik perkara keamanan Desa, Selamet Riadi mengakui bahwa di Desa Bonder harus menerapkan sinergisitas antar Desa serta persiapan komunikasi antar Desa.
“saya tekankan kepada keamanan dan kenyamanan Desa, saya silaturrahmi ke kepala Desa se- Kab. Lombok Tengah karena saya sadar bahwa masalah keamanan dan kenyamanan tidak bisa menjadi program satu Desa saja, harus bekerjasama antar Desa untuk sebuah program kegiatan bersama,” lanjut Selamat Riadi.
Sinergisitas antar Desa ini dianggapnya untuk membangun benteng yang kuat dengan cara masing-masing untuk keamanan dan kenyamanan Desa.
“kalau sudah ada jalinan kerjasama, maka akan terbentuk sistem yang sama yang baik dan kuat antar Desa, ” sebutnya.
Semua Ungkapan harapan, kritikan, harapan serta gagasan yang diungkapkan Selamet Riadi untuk kemajuan Desa Bonder yang lebih baik daripada sebelumnya.
“dari itu, mari bersama bergandengan tangan mewujudkan Desa Bonder yang aman, nyaman, bersih, maju, sejahtera, ” ajak Selamat Riadi.
Laporan: M Rizwan