SBY dan Megawati: Dari Anak Buah ke Lawan Politik, Apakah Ada Harapan Rekonsiliasi?

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
5 Min Read
- Advertisement -

jfid – Hubungan antara Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah mengalami pasang surut sejak lama.

Keduanya pernah menjadi rekan kerja saat Megawati menjabat sebagai Presiden kelima RI dan SBY sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan pada tahun 2001.

Namun, hubungan mereka mulai renggang ketika SBY memutuskan untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2004, yang kemudian berhasil mengalahkan Megawati di putaran kedua. Sejak itu, SBY dan Megawati menjadi lawan politik yang saling bersaing di Pemilu 2009 dan 2014.

Meski demikian, ada harapan bahwa hubungan SBY dan Megawati bisa kembali harmonis, setidaknya di tingkat personal. Hal ini terlihat dari mimpi SBY yang ia ceritakan di akun Twitternya @SBYudhoyono pada 13 Juli 2023.

Ad image

Dalam mimpi itu, SBY menaiki kereta api menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam gerbong yang sama dengan Presiden Joko Widodo dan Megawati. SBY mengaku senang bisa berbincang dengan keduanya dan merasa seperti kembali ke masa lalu.

Mimpi SBY ini mendapat tanggapan dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra sulung SBY. AHY mengatakan bahwa mimpi ayahnya menunjukkan adanya keinginan untuk bisa bertemu dengan Megawati.

AHY juga meyakini bahwa SBY dan Megawati suatu saat bisa berkomunikasi lagi, meski tidak bisa dipaksakan.

“Sejarah juga mencatat bahwa sebenarnya selalu ada niatan baik untuk bertemu kembali, bersilaturahim antara dua pemimpin bangsa tersebut,” ucap AHY dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Jumat (14/7/2023).

AHY juga mengungkapkan bahwa hubungannya dengan Megawati cukup baik, meski tidak terlalu intens.

Ia mengaku pernah bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani, putri Megawati, dan membahas berbagai hal terkait politik dan kebangsaan. AHY berharap komunikasi yang baik ini bisa terus terjalin antara kedua partai.

“Kita juga paham, tidak ada yang bisa dipaksakan satu sama lain. Biarkan itu mengalir. Paling tidak saya dan Mbak Puan membangun komunikasi yang baik, tapi pada akhirnya sama-sama menghormati dan menghargai poisisi politik masing-masing hari ini,” kata AHY².

Sementara itu, elite Partai Demokrat Syahrial Nasution juga menceritakan tentang hubungan SBY dan Megawati dalam diskusi Adu Perspektif x Total Politik berjudul ‘Menuju pemilu empat capres’, Rabu (6/9/2023) malam. Syahrial menyebut bahwa meski hubungan SBY kurang pas dengan Megawati, tapi Megawati bisa menerima AHY.

“Pak SBY itu terakhir setelah rapat MTP (Majelis Tinggi Partai), sampaikan kurang lebih begini, ‘saya ini kan lama jadi anak buah Ibu Mega, saya juga tahu gimana kurang lebih cara bekerja dengan Ibu Mega, gitu kan, jadi ibu Mega orang yang konsisten kalau sudah ambil suatu keputusan’,” kata Syahrial seraya mencontohkan ucapan SBY.

“‘Untuk hal terkait dengan kepentingan yang lebih besar, kenegaraan, Ibu Mega boleh dengan saya mungkin kurang pas, tapi beliau itu bisa menerima Mas AHY’,” lanjut Syahrial.

Syahrial lalu mengambil contoh lagi seperti hubungan Megawati dengan saudaranya Rachmawati Soekarnoputri yang terlihat kurang baik. Namun, Megawati bisa menerima anak-anak Rachmawati.

“Atau dicontohkan lagi yang lain, dicontohkan, misalnya Almarhumah Mbak Rachmawati, itu konsisten kan, tapi ibu Mega tetap baik dengan anak-anaknya Ibu Rachma, komunikasi tetap bagus. Ah itu kira-kira ilustrasinya,” tutur Syahrial.

Dari berbagai pernyataan tersebut, tampak bahwa hubungan SBY dan Megawati masih memiliki ruang untuk rekonsiliasi, setidaknya di tingkat personal.

Apakah hal ini akan berdampak pada kerjasama politik antara Partai Demokrat dan PDIP di masa depan? Ataukah hubungan SBY dan Megawati akan tetap dingin dan jauh? Hanya waktu yang bisa menjawab.

- Advertisement -
Share This Article