Rusia vs Baltik: Perang Dingin Baru di Balik Monumen Soviet

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
13 Min Read
Mengapa Rusia Memburu PM Estonia Kaja Kallas? Ini Penjelasan Lengkapnya
Mengapa Rusia Memburu PM Estonia Kaja Kallas? Ini Penjelasan Lengkapnya
- Advertisement -

Untuk memahami akar masalah dari perseteruan antara Rusia dan negara-negara Baltik, kita perlu melihat sejarah hubungan mereka yang penuh dengan konflik dan trauma.

Negara-negara Baltik, yang terletak di antara Laut Baltik dan Rusia, memiliki posisi strategis yang membuat mereka sering menjadi rebutan antara kekuatan-kekuatan besar di Eropa.

Selama berabad-abad, mereka pernah dikuasai oleh berbagai negara, seperti Swedia, Polandia, Jerman, dan tentu saja, Rusia.

Pada tahun 1918, setelah runtuhnya Kekaisaran Rusia akibat Revolusi Bolshevik, negara-negara Baltik berhasil memproklamasikan kemerdekaan mereka masing-masing.

Ad image

Namun, kemerdekaan ini tidak bertahan lama, karena pada tahun 1940, mereka dijajah oleh Uni Soviet, yang dipimpin oleh Josef Stalin. Stalin melakukan berbagai kebijakan represif terhadap penduduk negara-negara Baltik, seperti deportasi, pembunuhan, dan pengrusakan budaya.

Selain itu, ia juga memindahkan banyak orang Rusia ke wilayah-wilayah tersebut, untuk mengubah komposisi etnis dan demografis mereka.

Pada tahun 1941, negara-negara Baltik sempat diduduki oleh Nazi Jerman, yang juga melakukan kekejaman terhadap penduduk setempat, terutama terhadap orang-orang Yahudi.

Namun, pada tahun 1944, Tentara Merah Soviet berhasil mengusir Nazi dan mengembalikan kekuasaan Soviet atas negara-negara Baltik.

Monumen-monumen yang menjadi sumber perseteruan saat ini, sebagian besar dibangun untuk memperingati kemenangan Soviet atas Nazi dan pembebasan negara-negara Baltik dari fasisme.

Namun, bagi banyak orang Baltik, pembebasan ini hanyalah pergantian penjajah. Mereka tetap merasakan ketidakadilan dan ketidakbebasan di bawah rezim Soviet, yang berlangsung hingga tahun 1991, ketika Uni Soviet bubar dan negara-negara Baltik kembali merdeka.

Selama periode ini, gerakan perlawanan dan nasionalisme terus berkembang di kalangan masyarakat Baltik, yang menuntut hak-hak mereka sebagai bangsa yang berdaulat.

Salah satu bentuk perlawanan yang paling terkenal adalah Rantai Baltik, sebuah aksi damai yang melibatkan lebih dari dua juta orang yang berpegangan tangan membentuk rantai manusia sepanjang 600 km, yang menghubungkan ibu kota ketiga negara Baltik, pada tahun 1989.

Dampak: Ketegangan Diplomatik dan Ancaman Keamanan

- Advertisement -
Share This Article