jfid – Di tengah keheningan pandemi yang melanda, film “Songbird” tiba sebagai sebuah karya yang berani dan penuh empati.
Dengan latar belakang dunia yang dilanda Covid-23, film ini mengajak penonton untuk merenungkan kembali arti kemanusiaan dan cinta dalam situasi yang paling tidak terduga.
Sinopsis yang Menyentuh
“Songbird”, yang dirilis pada 19 November 2021 di Indonesia, mengisahkan perjuangan Nico (K.J. Apa), seorang kurir dengan gelang imunitas, dalam menyelamatkan cinta sejatinya, Sara (Sofia Carson), dari cengkeraman karantina Zona-Q.
Kisah mereka adalah simbol dari cinta yang tidak mengenal batas, bahkan di tengah kekacauan pandemi yang mematikan.
Kritik dan Pujian
Meskipun film ini menuai kritik karena dianggap tidak peka terhadap situasi pandemi yang nyata, “Songbird” juga mendapat pujian karena penggambarannya yang realistis tentang situasi lockdown dan dampaknya terhadap hubungan interpersonal.
Film ini menjadi cerminan dari realitas kelam yang dihadapi banyak orang, sekaligus menjadi pengingat bahwa di tengah tragedi, masih ada ruang untuk harapan dan cinta.
Pengalaman Sinematik yang Mendalam
Dengan durasi 1 jam 25 menit, “Songbird” berhasil menghadirkan pengalaman sinematik yang mendalam dan berlapis.
Setiap adegan dirancang untuk tidak hanya menghibur tetapi juga untuk memprovokasi pemikiran dan emosi penonton. Ini adalah film yang tidak hanya ditonton, tetapi juga dirasakan dan dipertimbangkan.
Kesimpulan
“Songbird” adalah sebuah karya yang berani mengambil risiko untuk menceritakan kisah cinta di tengah pandemi.
Film ini mengajak kita untuk melihat lebih dalam tentang bagaimana kita sebagai manusia berhubungan satu sama lain dalam situasi yang paling menantang.
Ini adalah pengingat bahwa, meskipun dunia mungkin berhenti, cerita-cerita tentang cinta dan kemanusiaan akan terus berlanjut.