Ia juga menambahkan bahwa ia menghormati hak asasi manusia sebagai salah satu nilai dasar Pancasila. Ia mengklaim bahwa ia pernah membela hak asasi manusia di berbagai negara, seperti Kamboja, Bosnia, dan Timor Timur.
“Saya menghormati hak asasi manusia sebagai salah satu nilai dasar Pancasila. Saya pernah membela hak asasi manusia di berbagai negara, seperti Kamboja, Bosnia, dan Timor Timur. Saya pernah menjadi bagian dari pasukan perdamaian PBB yang menjaga perdamaian dan kemanusiaan di dunia,” tutur Prabowo.
Jawaban Prabowo Subianto ini mendapat reaksi beragam dari publik. Sebagian orang mengapresiasi sikapnya yang tegas dan berani, namun sebagian lain meragukan kejujurannya dan konsistensinya.
Beberapa aktivis HAM juga menilai bahwa jawaban Prabowo Subianto tidak cukup meyakinkan, dan masih perlu dibuktikan dengan tindakan nyata.
“Jawaban Prabowo Subianto tidak cukup meyakinkan, dan masih perlu dibuktikan dengan tindakan nyata. Ia harus mendukung proses hukum yang independen dan transparan, dan tidak menghalang-halangi penyelidikan dan pengadilan. Ia juga harus membuka akses informasi dan dokumen terkait kasus-kasus pelanggaran HAM berat, dan tidak menutup-nutupi fakta sejarah,” kata Haris Azhar, koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).
Debat pertama capres-cawapres 2024 ini menjadi ajang bagi para kandidat untuk menunjukkan visi, misi, dan programnya kepada publik.
Selain Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, pasangan lain yang berdebat adalah Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (nomor urut 1), serta Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (nomor urut 3).
Debat kedua capres-cawapres 2024 akan digelar pada 22 Desember 2023, dengan tema pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional.
Debat ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih mendalam dan komprehensif kepada publik, sehingga dapat membantu mereka dalam menentukan pilihan pada hari pemungutan suara, 9 April 2024.