Polemik Program Tapera Makin Panas: Basuki Menyesal, Prabowo Janji Perbaikan Skema

Ummu Alvina
4 Min Read
Polemik Program Tapera Makin Panas: Basuki Menyesal, Prabowo Janji Perbaikan Skema
Polemik Program Tapera Makin Panas: Basuki Menyesal, Prabowo Janji Perbaikan Skema
- Advertisement -

jfid – Polemik seputar Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) semakin memanas, menimbulkan perdebatan yang intens di kalangan pemerintah dan masyarakat.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, baru-baru ini mengungkapkan penyesalannya terhadap kebijakan ini, menyebutnya sebagai langkah yang tergesa-gesa.

Dalam sebuah wawancara dengan Kompas TV, Basuki menegaskan bahwa program Tapera belum siap untuk diimplementasikan dan sebaiknya diundur.

“Menurut saya pribadi, kalau memang ini belum siap kenapa kita harus tergesa-gesa? Harus diketahui APBN sampai sekarang ini sudah Rp 105 triliun dikucurkan untuk FLPP, untuk subsidi bunga. Sedangkan untuk Tapera ini, mungkin dalam 10 tahun bisa terkumpul Rp 50 triliun. Jadi effort-nya dengan kemarahan ini saya pikir saya nyesel betul, saya nggak legowo lah,” ujar Basuki, mencerminkan kekhawatiran yang mendalam tentang kesiapan dan efektivitas program ini.

Kritik terhadap Tapera juga datang dari berbagai pihak, termasuk DPR dan Ketua MPR, Bambang Soesatyo (Bamsoet).

Mereka meminta agar program ini tidak terburu-buru diterapkan. Bamsoet menyuarakan keprihatinan bahwa program ini bisa membebani masyarakat, terutama buruh, yang harus menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.

Sejumlah ahli waris dan keluarga peserta program Tapera mengeluhkan kesulitan mencairkan dana iuran mereka, sementara buruh mengungkapkan bahwa adanya Tapera menyebabkan potongan pendapatan bulanan mereka mencapai 12 persen.

Sementara itu, Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto, menyatakan komitmennya untuk mempelajari dan mencari solusi terbaik untuk polemik ini.

“Kita akan pelajari dan kita cari solusi yang terbaik,” katanya dalam wawancara dengan Detik. Pernyataan ini memberikan harapan bahwa akan ada perbaikan dalam skema Tapera ke depannya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga turut menanggapi polemik ini dengan pemahaman.

Ia menyadari bahwa kebijakan baru pasti menimbulkan perhitungan ulang dari masyarakat terkait kemampuan mereka dalam menanggung potongan gaji. “Iya semua dihitunglah. Biasa. Dalam kebijakan yang baru itu pasti masyarakat juga ikut berhitung, mampu atau nggak mampu, berat atau nggak berat,” ungkap Jokowi dalam wawancara dengan Detik, menunjukkan bahwa pemerintah mendengarkan keberatan masyarakat dan mempertimbangkan dampaknya.

Polemik seputar Tapera menjadi isu penting yang mencerminkan tantangan dalam implementasi kebijakan perumahan pemerintah.

Kritik dari berbagai pihak menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap cara pemerintah menangani kebijakan ini.

Penyesalan yang diungkapkan oleh Menteri Basuki menyoroti masalah dalam perencanaan dan pelaksanaan program tersebut. Selain itu, janji Prabowo untuk mencari solusi memberikan harapan adanya perbaikan.

Dengan kritik yang terus berdatangan, pemerintah diharapkan untuk mengkaji ulang kebijakan Tapera dengan lebih hati-hati.

Memperhatikan aspirasi masyarakat dan memastikan bahwa program ini benar-benar bermanfaat tanpa menimbulkan beban berlebih bagi para pekerja merupakan langkah yang harus segera diambil.

Program Tapera, dengan tujuan mulianya untuk menyediakan perumahan yang layak bagi masyarakat, harus dikembangkan dan diimplementasikan dengan cara yang efektif dan adil.

Polemik ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya perencanaan yang matang dan implementasi yang bijaksana dalam setiap kebijakan publik.

Dengan komunikasi yang lebih baik dan perbaikan skema yang tepat, tujuan awal dari Tapera yaitu menyediakan perumahan yang layak bagi masyarakat dapat tercapai tanpa menimbulkan beban yang tidak perlu bagi para pekerja.

- Advertisement -
Share This Article