jfID – Kamarullah, Ketua Lembaga Bantuan Hukum Achmad Madani Putra & Rekan-Rekan memberikan pandangannya tentang hari jadi kabupaten Sumenep yang ke 751. Menurutnya, dengan ditetapkannya hari jadi kota keris setiap tanggal 31 Oktober adalah suatu kebanggaan bagi masyarakat di ujung Timur pulau Madura.
Kamarullah menjelaskan, jika penugasan Banyak Wide atau Raden Arya Wiraraja pada 1269 M oleh Raja Kertanegara (Singosari) sebagai Adipati Sumenep adalah titik lahirnya yang disebut Songenep.
“Para pemuda dan masyarakat Sumenep harus berbangga dengan hari jadi Sumenep. Karena Arya Wiraraja, leluhur masyarakat Sumenep dan Adipati Sumenep yang pernah menjadi arsitektur Nusantara dengan gagasannya mendirikan kerajaan Majapahit,” terang Kamarullah. Jum’at (30/10/2020).
Kamarullah menambahkan, dari kabupaten Sumenep inilah, fondasi Nusantara ada. Menurutnya Arya Wiraraja berhasil menyusun strategi untuk mengusir tertara Mongol.
“Ini perlu diketahui masyarakat Sumenep untuk menjadi motivasi, jika para pendahulunya adalah pembesar Negeri di Nusantara. Mari kita berkontemplasi di hari jadi Sumenep,'” imbuhnya.
Dengan hari jadi Sumenep, kita mungkin perlu mengingat tokoh selain Arya Wiraraja. Menurut ketua LBH Ach Madani, jika Pendahulu-pendahulu Sumenep adalah ksatria pilih tanding.
Kamarullah, mengingatkan kisah Jokotole yang heroik dengan membangun gerbang Majapahit yang tak bisa diangkat oleh para ksatria lain di Nusantara.
“Dulu, raja Majapahit mengadakan sayembara untuk menegakkan gerbang Majapahit, semua ksatria di Nusantara gagal untuk menegakkan gerbang, hanya Jokotole yang bisa. Dan dengan kekagumannya raja Majapahit pada Jokotole, maka anaknya (Dewi Ratnadi) dipersunting Jokotole. Tak hanya Jokotole, Sumenep memiliki pangeran Judonegoro dan pangeran Jimat yang dikenal Wali Allah. Sumenep punya Panemban Sumolo yang membangun Masjid Jami’, punya pangeran Anggadipa yang mendirikan Masjid laju Kepanjen,” tutup Kamarullah, ketua umum Dewan Pimpinan Pusat LBH Achmad Madani Putra & Rekan-Rekan.