jfid – Seiring dengan berkembangnya isu perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan, masyarakat dunia semakin sadar akan urgensi untuk mengubah pola hidup dan pilihan energi.
Namun, tahukah Anda bahwa salah satu peristiwa sejarah yang mungkin tidak terpikirkan secara langsung memiliki dampak besar terhadap jalannya sejarah energi dunia?
Ya, mari kita kembali ke tahun 1533, saat Raja Henry VIII dari Inggris membuat keputusan yang tak hanya memengaruhi kehidupan pribadinya, tetapi juga menyulut perubahan besar dalam perekonomian dan lingkungan.
Henry VIII, yang terkenal akan sikapnya yang keras kepala dan kecenderungannya untuk berganti-ganti istri, pada tahun 1533 menghadapi masalah besar dalam hubungannya dengan Gereja Katolik Roma.
Ia ingin menceraikan istri pertamanya, Catherine dari Aragon, untuk menikahi Anne Boleyn, namun Gereja Katolik menolak perceraian. Inilah yang memicu salah satu perubahan paling radikal dalam sejarah Inggris.
Henry VIII memutuskan untuk memisahkan Gereja Inggris dari Gereja Katolik Roma, membentuk Gereja Inggris yang otonom dan memberinya kekuasaan untuk menceraikan istrinya.
Namun, dampak dari keputusan Henry VIII tidak berhenti di situ. Untuk memperkuat kekuasaannya dan menghadapi resistensi dari Gereja Katolik, Henry VIII merampas tanah-tanah yang dimiliki oleh gereja, termasuk tanah-tanah yang kaya akan cadangan batu bara di wilayah utara Inggris.
Tanah-tanah ini kemudian ia berikan kepada bangsawan-bangsawan setia, yang kemudian mengembangkannya menjadi bisnis batu bara yang menguntungkan.
Sebelum masa ini, batu bara tidak begitu diminati di Inggris karena masyarakat lebih bergantung pada kayu bakar sebagai sumber energi.
Namun, dengan menipisnya hutan dan meningkatnya permintaan energi, batu bara mulai menjadi pilihan yang lebih menarik.
Hal ini memicu revolusi dalam penggunaan batu bara sebagai bahan bakar, tidak hanya untuk industri, tetapi juga untuk inovasi teknologi seperti mesin uap yang memicu lahirnya Revolusi Industri.
Namun, sisi gelap dari kemajuan ini tidak bisa diabaikan. Asap hitam dari pembakaran batu bara merubah langit biru Inggris menjadi warna yang kelam.
Udara menjadi tercemar dan membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia, dengan meningkatnya kasus penyakit pernapasan.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, penggunaan batu bara menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon dioksida yang mempercepat pemanasan global dan perubahan iklim.
Dari sebuah keputusan pribadi, Henry VIII tidak hanya mengubah jalan sejarah Inggris, tetapi juga memainkan peran penting dalam membentuk pola energi dunia dan krisis iklim yang kita hadapi saat ini.
Sebagai manusia modern, kita dituntut untuk belajar dari sejarah dan bertindak bijaksana dalam memilih sumber energi dan pola hidup yang berkelanjutan.
Pilihan ada di tangan kita, apakah kita akan mengikuti jejak Henry VIII yang rakus, ataukah kita akan mengubah arah menuju masa depan yang lebih bersahabat dengan bumi.