Jfid – Ketegangan perdagangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat dan China, terus berlanjut dengan dampak yang semakin terasa di seluruh dunia.
Indonesia, sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara, tidak terlepas dari pengaruh konflik ini.
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, baru-baru ini mengakui bahwa situasi ini dapat berdampak signifikan terhadap prospek ekonomi nasional.
Dampak Langsung dan Tidak Langsung
Perang dagang ini berpotensi menyebabkan distorsi dalam perdagangan dan investasi global, serta memecah rantai pasokan yang telah terbentuk selama bertahun-tahun.
Menurut laporan terbaru dari International Monetary Fund (IMF), pembatasan perdagangan yang diberlakukan oleh AS terhadap China dapat merugikan ekonomi global2.
Untuk Indonesia, dampak langsung mungkin terlihat dalam bentuk penurunan ekspor ke kedua negara tersebut. Namun, dampak tidak langsung juga patut diperhatikan, seperti perubahan dalam aliran investasi dan pergeseran dalam rantai pasokan regional yang mungkin memberikan peluang sekaligus tantangan baru bagi Indonesia.
Respon Indonesia
Dalam menghadapi situasi ini, Indonesia telah menunjukkan ketangguhan ekonominya.
Sri Mulyani menekankan bahwa perekonomian Indonesia mampu melewati berbagai guncangan di masa lalu, termasuk saat pandemi COVID-19.
“Kita patut bersyukur di tengah berbagai tantangan, ekonomi Indonesia terjaga dalam 5 tahun sebelum COVID,” ujar Sri Mulyani.
Lebih lanjut, Sri Mulyani membandingkan kinerja ekonomi Indonesia dengan negara-negara lain di kawasan, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pertumbuhan yang lebih kuat selama dan setelah pandemi.
Ini menunjukkan kapasitas adaptasi yang baik dari ekonomi Indonesia dalam menghadapi tekanan eksternal.
Pengaruh Terhadap Ekspor Indonesia
Studi dari Universitas Airlangga menyoroti bahwa perang dagang antara AS dan China telah berdampak negatif pada arus perdagangan untuk kedua negara, dengan dampak yang lebih besar cenderung dirasakan oleh China.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah sejauh mana dampak ini mempengaruhi mitra dagang ketiga seperti Indonesia.
Analisis menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam Rantai Nilai Global (GVC) dan spillover effect dari perang dagang ini dapat mempengaruhi ekspor Indonesia secara tidak langsung.
Kenaikan tarif impor antara AS dan China dapat menyebabkan perubahan dalam pilihan konsumen AS, yang mungkin beralih ke produk domestik atau produk dari negara lain, termasuk Indonesia.
Kesimpulan dan Harapan
Meskipun perang dagang AS-China membawa ketidakpastian, Indonesia memiliki kesempatan untuk menyesuaikan diri dan memanfaatkan perubahan dalam dinamika perdagangan global.
Dengan kebijakan yang tepat dan responsif, Indonesia dapat meminimalisir dampak negatif dan bahkan menemukan peluang baru dalam ekonomi global yang terus berubah.
Perang dagang yang berkepanjangan antara AS dan China telah menciptakan gelombang ketidakpastian di pasar global, mempengaruhi kebijakan perdagangan dan investasi di seluruh dunia.
Dengan pernyataan terbaru dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Indonesia menunjukkan sikap proaktif dalam menghadapi tantangan ekonomi global, menegaskan posisi negara sebagai pemain kunci di kawasan Asia Tenggara.