jfid – Kita membicarakan negara Tiongkok sekarang, setelah sering kita membicarakan tentang Amerika. Bernegara itu pejabatnya atau politikusnya ada baiknya memahami cara bernegara negara-negara besar.
Saat ini, negara besar atau big country adalah Tiongkok lalu ada negara super power seperti Amerika. Menyusul kemudian calon big country adalah India dan negara super power adalah Rusia.
Apa beda negara super power dan big country kita perlahan menjelaskannya. Berjilid bahkan berseri.
Indonesia tentunya ingin menjadi negara besar kemudian menjadi negara super power, seperti halnya Tiongkok lakukan saat ini menjadi negara besar lalu menantang negara super power dunia atau marshal country Amerika.
Untuk itu sering dalam tulisan saya menjelaskan bahwa Amerika menjadi negara super power karena salah satunya, memiliki dua sistem pemerintahan ketika mereka menduduki jabatan.
Dimana partai demokrat adalah mendekati sosialis atau heavy on goverment pemerintahnya dalam membangun ekonomi. Yaitu; apa-apa pemerintah yang mengatur mengerjakannya. Kalau partai republikan heavy on private atau swasta lebih banyak berperan di dalam membangun ekonomi dengan strategi tricle down dimana atas dikuatkan untuk membantu bawah UKM.
Lalu dalam foreign policy, strategi menaklukan negara lain demokrat pakai private army, CIA intelijen operation sementara republikan banyak konfrontatif langsung berperang terbuka dar der dor.
Kemudian kekuatan bernegara lainnya adalah sistem demokrasi yang matang dengan electoral college di atas populer vote dan sistem konstitusi bernegaranya yang telah di chalenge di test berkali-kali sehingga matang sekali bernegaranya.
Seperti sering saya informasikan dalam cara bernegara Trump yang di ujungnya masih ngotot dan bagaimana konsnpirasi partai demokrat memenangkan Obama, Clinton dan puncaknya saat ini adalah Biden.
Saya memilih Trump karena kedekatan kebijakan ekonominya mendekati Mardigu Nation bukan memprediksi Trump menang. Berharap iya, namun kemenangannya ditebak oleh bossman ya mendahului kehendak rakyat Amerika, apa bisa?
Tetapi ada orang yang pendek akal pendukung mata gelap komunis Tiongkok benci bossman menganggap bossman analisanya tidak tepat, goblok, dan tidak pantas didengar. Bagi saya orang yang berpendapat seperti ini, saya mengatakan, sabar ya, orang goblok ini masih selalu belajar. Gak papa kalian bilang goblok dan saya berharap anda terus komen, sebanyak banyaknya, terima kasih, karena algoritma sosial media tidak melihat positif negatifnya komen tetapi banyak tidaknya yang komen hahaha.
Trump masih akan fight sampai sebelum di lantiknya Biden adalah hak nya trump, dan wajib saya informasikan bagaimana Pentagon melakukan black out kemarin secara berbarengan di beberapa kota di negara Tiongkok, Italia, Iran, Jerrman, Ukraina, Pakistan adalah simbolik sekali.
Pentagon mengingatkan negara tersebut anda mendukung Biden secara curang dan hati-hati kedepannya. Ada hukuman buat kalian! Puncaknya kemarin Minggu malam secara gosip-gosip Trump dikatakan sudah menanda tangani insurrection act of 1807 seperti informasi yang kita berikan sejak November 2020 kemarin.
Jadi atau tidaknya marshal law dalam sebuah executive order presiden Amerika ini diterapkan, siapa yang tahu, itu semua bukan keputusan kita namun dalam bernegara, sebuah negara super power penting kita memahami juga mungkin kita meniru yang baiknya agar bernegara indonesia menjadi lebih baik lagi.
Jadi konstitusi Amerika seperti yang Trump lakukan sekarang sama persis dengan peristiwa tahun 1864 di mana demokrat melalukan kecurangan namun Lincoln menerbitkan insuraction act of 1807 yang berakibat perang saudara atau civil war Amerika dimana waktu itu tentaranya memang dua, Amerika Utara dan Amerika Selatan yang perang saudara itu di menangkan Lincoln Amerika Utara yang menghapus perbudakan buruh di daerah Selatan.
Jadi Amerika punya marshal law, punya presiden executive order, punya hakim federal punya SCOTUS, punya KPU yang independen, punya electoral college di atas populer vote dan banyak lagi masuk dalam UUD atau konstitusi mereka yang sangat pelik, matang dan teruji.
Indonesia harus uji semua undang-undang termasuk konstitusi kita yang sudah sangat baik namun banyak penerapannya melenceng dan tidak ada cara mengkoreksinya terutama ketika yang bernegara pejabat pemerintahnya adalah oportunis pragmatis, dalam jangka panjang bisa bubar sistem bernegara indonesia itu yang kita harus perbaiki.
Tiongkok? Kebetulan kehadiran selama ikut hadir dibeberapa rapat umum PKC di tahun 2017 yang mana hasilnya memutuskan bahwa Xi Jing Ping presiden seumur hidup Tiongkok membuat dirinya lebih kuat dari pemimpin legendaris Deng Xio Ping bahkan Mao Zedong. Langkah Xi Jing Ping kedepan patut kita pertimbangkan matang-matang.
Oleh Xi Jing Ping, PKC partai komunis China adalah sebuah perusahaan besar, negara Tiongkok adalah salah satu tool mereka, komunisme juga salah satu tool mereka. Ideologi PKC Tiongkok menjadi BRI atau OBOR.
Banyak hal bernegara dari negara lain harus kita pilih untuk Indonesia menjadi negara besar dan super power, untuk Indonesia menang. kita harus banyak memahami dan membuat strategi jangka panjang kalau kita ingin menaklukan Tiongkok, Amerika, Rusia dan India. Sudah ada grand plannya boss? #peace