Pahlawan Nasional dari NTB: Maulanasyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid

Syahril Abdillah By Syahril Abdillah
6 Min Read
- Advertisement -

Jurnalfaktual.Id- Pada tanggal 10 November 1945 sudah pasti diperingati hari Pahlawan Nasional. Memperingati hari pahlawan nasional adalah melestarikan tradisi nasionalisme dan patriotialsme yang sudah tertanam dalam jiwa dan raga para pejuang kemerdekaan yakni para pahlawan Kusuma Bangsa.

Dihari kePahlawanan juga, disitu ada nilai dan pesan patriotisme yang dititipan kepada anak Bangsa hari ini dan akan datang.

Tarikan nafas perjuangan para Pahlawan se-Nusantara, telah menggerakkan jiwa dan semangat yang sama untuk mempertahkan kedaulatan negara.

Begitu dahsyatnya getaran patriotisme itu, sampai kepenjuru nusantara. Para pejuang kemerdekaan soalah satu irama bahwa agama dan nasionalisme tidak bisa dipisahkan. Dan itulah pesan para Ulama yang disematkan sebagai para pejuang cinta tanah air.

Ad image

Pesan itu juga, hanya bisa disematkan kepada para jiwa patriot yang mengharumkan nama Bangsa dan Negara. Bagi generasi masa kini, bisa saja menerima mandat sebagai patriot, akan tetapi harus berani menjadi pahlawan sesuai dengan bakat dan kreatifitasnya. Untuk maju dan berjuang mengharumkan nama Bangsa.

Generasi masa kini juga, harus dengan gigih mempertahkan nilai patriotisme dan heroisme untuk mewujudkan cita -cita para para pahlawan masa lalu.

Tentu harus lah belajar dari jejak sejarah perjuangan kepahlawan para pembela bangsa dan tanah air. Jika saja bisa teruraikan, jejak perjuangan para Pahlawan Nasional, tentu tidak akan bisa dihitung pengorbanannya.

Maka, wajiblah negara memberikan tanda jasa Kepahlawanan atas jasa dan pengabadian atas bangsa. Nilai kepahlawanan seseorang juga, tidak bisa dikonversikan dengan imbalan apapun.

Begitu juga, apa yang disematkan kepada Maulanasyikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid yang diberi gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 09 November 2017 dua tahun yang lalu.

Kepahlawanan Maulanasyaikh TGKH. Zainuddin Abdul Majid, yang diberi gelar sebagai Pahlawan Nasioanal. Bukan saja telah melatakkan pondasi KeIslaman dan KeIndonesia, akan tetapi Almagfurullah malaunasyaikh juga sebagai perintis pendidikan dan sekaligus sebagai pendiri NWDI (Nadlatul Wathan Diniyah Islamiyah) pada tahun 1937 di pancor -Lombok Timur NTB.

Spirit nasionalisme dan kebangkitan Umat yang dikomandani oleh Maulanasyaikh tercermin dari sikap hidup dan nafas perjuangannya mengangkat bendera kepeloporan ” bagaimana orang Sasak harus menjadi bagian dari NKRI”. Kobaran bendera kepeloporan yang dirintis oleh maulanasyaikh juga melahirkan semangat Cinta tanah air bagi orang sasak, sehingga melahirkan persatuan umat Islam lombok. Itulah yang menjadi titik awal kebangkitan perlawanan terhadap penjajah kolonial Belanda.

Tidak sampai disitu saja, jiwa dan semangat itu juga tercermin dari prinsip dakwah yang selalu diajarkan kepada murid dan jamaahnya, seperti bagaimana menjaga akhlak mulia, tidak saling menyudut pandangan orang lain, saling menghormati antara sesama, dan menghornati obyek dakwah serta berdakwa dan berpartisipasi dalam politik.

Separoh dari hidup beliau, dihabiskan untuk kemajuan umat dan Bangsa. Itu tergambar dari sikap dan prinsip yang dijarkan kepada murindnya. Bukti itu, terlihat dengan nyata lahirnya generasi Nadlatul Wathan di era kekinian yang tersebar diberbagai segment keilmuan dan berkiprah di dunia politik.

Dalam cacatan sejarah kiprah dan kepiwaian maulanasyaikh dalam dunia politik mampu mengatualisasikan dan mengkawinkan pendekatan siyasah as-syariyah yang memerankan bahwa Islam bukan hanya sistim tata nilai dan kepercayaan, melainkan sebuah formulasi kehidupan bermasyarakat dan politik.

Dari situlah jejak politik maulanasyaikh menuju panggung politik, pada pemilu 1955 terpilih menjadi anggota dewan konsituante. Perjuanga dan pengabdian dipanggung politik juga dilanjutkan pada era orde baru di tahun 1972-1982 menjadi anggota MPR RI.

Keringat dan semangat perjuangan yang diletakkan oleh maulanasyaikh, seolah menjadi magnet bagi para generasi penerusnya. Lihat saja, apa yang ada dalam diri Dr. TGH M. Zainul Majdi,MA yang telah menjadi milik Indonesia dengan mewarisi nilai keIslaman dan keIndonesiaan yang selama ini dipegang sebagai wujud dari cara TGB mengamalkan warisan maulanasyaikh.

Mengapa penting mengambil sprit dan ibrah dari maulanasyaikh untuk Indonesia buat generasi masa kini. Dan pelajaran itu juga, ditegaskan oleh Muhammad Jusuf Kalla dikutip dalam buku Maulanasyaikh Dari NTB “
Dari Maulanasyaikh Kita bisa belajar banyak hal. Mulai dari soal kesabaran dalam berjuang, keteguhan dalam bersikap,keyakinan dalam berikhtiar, dan hingga kesederhanaan dalam kehidupan”.

Apa yang ada dalam diri maulanasyaikh adalah gambaran hidup yang lahir dari kebangkitan dan pembebasan dan kejumudan. Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan, kesabaran dan keikhlasan.

Jika ilmu itu disematkan kepada generasi muda melinia masa kini, makan melawan rasa malas pembodohan, pemiskinan intelektual sudah saatnya dikibarkan. Tantangan masa kini adalah melestarikan tradisi nasionaliame yang kreatif,inovatif dan menjadi leadership dimana saja. Wallahu’alam bisaawab.

Penulis: Suaeb Qury
(Ketua LTN-NU NTB)

- Advertisement -
Share This Article