Medan, Jurnalfaktual.id – Suatu pertunjukan yang sayang untuk dilewatkan, dimana eksplorasi musik Jazz Inovatif yang akan diselenggarakan pada ke-9 NSJF 2019 yang akan digelar di Grand Aston City Hotel Medan pada Minggu malam 6 Oktober 2019.
North Sumatra Jazz Festival (NSJF) sebagai Pintu Gerbang Musik Indonesia dan Dunia seperti yang telah diungkapkan oleh Ketua Umum KCI pusat Dharma Oratmangun dan Hein Enteng Tanamal (Ketua Dewan Penasehat KCI dan Pelopor Industri Musik Popular Indonesia era 60an) saat berdialog melalui telepon seluler, Jumat (4/10/19).
Penemuan dan inovasi yang berhubungan dengan sistem perekaman digital dilakukan WEM selaku penyelenggara tetap NSJF juga telah membuahkan hasil nyata yakni memenangkan penghargaan dunia WAN-IFRA 2018 di Jerman.
Kali ini NSJF menghadirkan sejumlah talenta muda yang memiliki bakat-bakat luar biasa dan futuristik.
NSJF akan menghadirkan dari Negara Belanda penyanyi Jazz pemenang Anugerah tertinggi Edison Jazz Vocal Award 2019 Sanne Rambags bersama grup musiknya Mudita dengan judul komposisi “Listen To The Sound Of The Forest” yang melejit di Crowdfunding Internet.
Sanne Rambags memiliki karakter vokal dan gaya bernyanyi Jazz dalam kemampuan memanfaatkan dan menggunakan keberadaan ruang (space) dan diam (silent) dalam berbagai bentuk syair maupun puisi melalui grup Under The Surface yang terdiri dari beberapa generasi.
Sanne Rambags Under The Surface adalah Trio Jazz Moderen yang terdiri dari Sanne Rambags-Vocals, Joost Lijbaart-Drums, Bram Stadhouders-Guitars.
Bahasa Universal mereka akhirnya membawa grup ini ke sejumlah Festival dunia yang ada di Mali, Meksiko, Cina, Norwegia, India dan Belanda (North Sea Jazz/North Sea Round Town).
Salah satu program North Sumatra Jazz Festival tahun ini bersama PAPPRI-KCI akan memberikan royalti kepada sejumlah penulis lagu Sumatera Utara sebagai salah satu bentuk sosialisasi program hak karya cipta KCI.
LMK-KCI saat ini berkoordinasi dengan LMKN (Lembaga Manajemen Kolektif Nasional) dan tahun ini telah menjadi landasan satu pintu manajemen kolektif seperti yang diutarakan oleh Dharma Oratmangun dan H Enteng Tanamal kepada media Jurnalfaktual.id. (JL)