jfid – Indonesia – Pernyataan Presiden AS Joe Biden bahwa gencatan senjata di Gaza akan mungkin terjadi jika Hamas membebaskan sanderanya, dianggap Hamas merupakan “kemunduran” dalam negosiasi.
Konteks
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, baru-baru ini membuat pernyataan yang mengejutkan dunia internasional.
Dalam acara penggalangan dana di Seattle, Amerika Serikat, Biden mengatakan, “Akan ada gencatan senjata besok jika Hamas membebaskan para sandera,”.
Pernyataan ini datang di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Gaza.
Reaksi Hamas
Hamas, gerakan perlawanan Islam Palestina, merespons pernyataan Biden dengan kekecewaan.
Mereka menganggap pernyataan tersebut sebagai kemunduran dalam negosiasi.
Wakil kepala biro politik Hamas, Saleh al-Arouri, mengatakan bahwa tidak akan ada pertukaran tawanan selama serangan di Gaza terus berlanjut. Hamas membantah adanya negosiasi soal gencatan senjata.
Dampak Pernyataan Biden
Pernyataan Biden ini telah menimbulkan spekulasi tentang masa depan negosiasi perdamaian di Gaza.
Menurut Biden, gencatan senjata kini tergantung Hamas. Namun, Hamas menilai bahwa pernyataan Biden ini merupakan kemunduran dari hasil perundingan putaran terakhir.
Sikap Internasional
Presiden Indonesia, Joko Widodo, juga telah menyinggung soal gencatan senjata di Gaza dalam pertemuan bilateral dengan Biden.
“Jadi, Indonesia meminta AS untuk melakukan lebih banyak untuk menghentikan kekejaman di Gaza. Gencatan senjata adalah suatu keharusan demi kemanusiaan,” ucap Jokowi.
Kesimpulan
Konflik di Gaza masih berlanjut dan pernyataan Biden tentang gencatan senjata telah menimbulkan reaksi yang kuat dari Hamas.
Dengan negosiasi yang tampaknya terhenti, dunia internasional menunggu untuk melihat apa langkah selanjutnya dalam upaya mencapai perdamaian di wilayah tersebut.