jfid – Insiden menggemparkan terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur, saat seorang santri berinisial H (18) asal Bangka Belitung menjadi korban kekerasan dari sejumlah anggota perguruan silat pada Selasa (16/1).
Syafik, pengurus Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, mengungkapkan bahwa korban dikeroyok ketika berada di luar pondok menuju Jalan Raya Tebel, Gedangan, Sidoarjo untuk berbelanja.
Saat itu, korban mengenakan kaus kawannya yang bertuliskan perguruan silat dari daerah lain. Tanpa alasan yang jelas, korban diserang oleh para pelaku.
Korban saat ini sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Sidoarjo, namun belum ada informasi pasti mengenai kondisi kesehatannya pasca-pengeroyokan tersebut.
Kasi Humas Polresta Sidoarjo, Iptu Tri Novi Handono, mengonfirmasi penangkapan 15 orang dari perguruan silat yang terlibat dalam aksi konvoi di wilayah Sidoarjo.
“Ada 15 orang yang diamankan, dan saat ini masih dalam proses pemeriksaan,” ujar Novi.
Motif dari tindakan para pelaku masih menjadi fokus penyelidikan.
Kejadian ini membangkitkan ingatan pada insiden serupa yang terjadi beberapa waktu lalu, di mana seorang santri bernama MZ (15) tewas akibat pengeroyokan di Ponpes Manba’ul Hikam Tanggulangin Sidoarjo.
Dalam kasus tersebut, 25 santri senior ditetapkan sebagai tersangka.
Peristiwa-peristiwa tragis ini menjadi cerminan tentang betapa esensialnya toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan di dalam masyarakat.
Semoga kita dapat menghindari kejadian serupa di masa yang akan datang dengan menanam nilai-nilai saling menghargai.