jfid- Di balik hiruk pikuk kota dan kesibukan pagi, aroma gurih yang menggoda selalu berhasil mencuri perhatian dan menggugah selera.
Aroma itu berasal dari nasi uduk, hidangan sarapan favorit yang tak lekang oleh waktu.
Lebih dari sekadar nasi putih biasa, nasi uduk menawarkan perpaduan rasa gurih, santan, dan rempah yang istimewa, menjadikannya hidangan favorit masyarakat Indonesia, khususnya di Jabodetabek dan Jawa Barat.
Sejarah yang Kaya dan Perpaduan Budaya
Sejarah nasi uduk menelusuri jejaknya jauh ke masa lampau, diperkirakan sudah ada sejak abad ke-14.
Konon, nasi uduk merupakan hasil akulturasi budaya antara Melayu dan Jawa. Orang Melayu membawa tradisi nasi lemak, sementara orang Jawa memperkenalkan nasi gurih.
Perpaduan kedua budaya ini melahirkan nasi uduk yang unik dan kaya rasa, menjadi ikon kuliner Betawi yang tak tergantikan.
Dalam setiap suapannya, kita bisa merasakan warisan sejarah yang panjang dan kaya akan perpaduan budaya.
Lebih dari Sekadar Nasi Putih
Nasi uduk bukan sekadar nasi putih yang dimasak dengan santan. Ada proses dan bumbu rempah khusus yang menghasilkan rasa dan aroma khas.
Nasi uduk dimasak dengan santan kental, dicampur dengan daun salam, serai, lengkuas, bawang merah, bawang putih, dan rempah-rempah lainnya.
Bumbu inilah yang memberikan rasa gurih dan aroma harum yang menggoda selera. Proses memasaknya pun memerlukan ketelitian, mulai dari pemilihan beras hingga cara mengolah santan agar tidak pecah.