jfid – Kiprah aktvis pasca Reformasi, jika tak menyebut nama Nadi Mulyadi di Madura tentu tidak lengkap. Semasa Mahasiswa, ia menahkodai organisasi kemahasiswaan ekstra kampus Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) DPC Bangkalan periode 2004-2008.
Sepak terjang Nadi Mulyadi dalam pergerakan Mahasiswa mengukir sejarah Madura dalam pergerakan pasca Reformasi dengan ditandai era keemasan GMNI yang berkembang di Universitas Trunojoyo Madura, setelah era Tejo, dan Gufron Moralitas (pendiri GMNI Madura, red).
GMNI yang dipimpin Nadi Mulyadi menciptakan sebuah label satu-satunya kampus Negeri di Madura dikenal sebagai kampus merah. Sebab, di masa kepemimpinannya menghantarkan dua kader GMNI menjadi Presiden Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura secara berturut-turut, Erika dan Syaiful Arif. Artinya Nadi Mulyadi berhasil dalam kaderisasi mencetak para pemimpin.
Tahun 2007, setelah Nadi Mulyadi lulus kuliah, ia berkarir di dunia jurnalistik, menjadi wartawan radar madura Jawa Pos. Dinamika perjalanannya sebagai jurnalis cukup berwarna. Nadi Mulyadi tercatat sebagai salah satu wartawan yang pernah dipolisikan karena tulisan-tulisan kritisnya. Sebagai kepala Biro Radar Pamekasan dan memimpin Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) Nadi Mulyadi disegani para pejabat karena karya-karya jurnalistiknya.
Kiprah Nadi Mulyadi di dunia pergerakan dan jurnalistik bertransformasi ke dunia sepak bola. Nadi Mulyadi berhasil memimpin Persepam Revolusi yang sebelumnya dimotori Anggota DPR-RI, MH. Said Abdullah.
Proses kematangan Nadi Mulyadi di tengah-tengah masyarakat Pamekasan, ia kembali dipercaya sebagai ketua Persatuan Alumni (PA) GMNI Pamekasan periode 2021-2025.
Kini, Nadi Mulyadi menjalani Sufi politiknya di partai belambang Banteng. Sebagai Sekertaris DPC PDIP Pamekasan. Nadi diberikan tugas untuk mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif DPRD Pamekasan Dapil IV. Meliputi tiga kecamatan, kecamatan Gantenan, kecamatan Pakong, dan kecamatan Kadur.
Ujian berat Nadi Mulyadi di PDIP, beralasan. Karena tidak satupun PDI-P Pamekasan meraih kursi di parlemen. Lembaga Riset politik & Development, Rasyiqi menilai, jika PDIP Pamekasan memiliki kekuatan besar dengan hadirnya Nadi Mulyadi sebagai motor penggerak partai.
“Nadi Mulyadi orang yang memiliki kecepatan dalam mengambil langkah-langkah politik. Kita lihat proses pendaftaran PDIP di KPU Pamekasan. PDIP satu-satunya partai yang lebih dahulu mendaftar. Ini yang saya katakan sebagai motor penggerak,” ujar Rasyiqi, direktur lembaga riset politik & development.