Misteri Pembantaian Festival Supernova: Siapa Pelakunya?

Rasyiqi
By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
6 Min Read
Apakah Ada Motif Ekonomi Serangan Israel Ke Gaza? Ini Kata Peneliti Timur Tengah
Apakah Ada Motif Ekonomi Serangan Israel Ke Gaza? Ini Kata Peneliti Timur Tengah
- Advertisement -

jfid – Festival musik Supernova yang digelar di gurun pasir Israel selatan pada 7 Oktober 2023 berakhir dengan tragedi.

Ratusan orang tewas dalam serangan brutal yang diduga dilakukan oleh Hamas, kelompok militan Palestina.

Namun, seiring berjalannya waktu, bukti-bukti baru mulai muncul yang menimbulkan keraguan tentang keterlibatan Hamas dalam pembantaian tersebut.

Apa yang sebenarnya terjadi di festival musik yang dijanjikan sebagai “perjalanan penuh kebersamaan dan cinta” itu?

Roket, Tembakan, dan Darah

Festival musik Supernova adalah acara tahunan yang menampilkan berbagai genre musik, seni, dan budaya.

Acara tersebut diadakan di lokasi rahasia yang baru diumumkan kepada para pemilik tiket menjelang waktu pembukaan festival.

Tahun ini, festival tersebut berlangsung di dekat Re’im kibbutz, sekitar 6 km dari timur Gaza, tempat konflik antara Israel dan Palestina sering terjadi.

Menurut beberapa keterangan saksi mata, terdapat setidaknya 4.000 orang yang hadir di festival tersebut.

Dari rekaman video yang beredar di media sosial, kebanyakan tampak berusia di bawah 30 tahun.

Mereka berkumpul di bawah tenda-tenda berwarna-warni, menikmati musik, minuman, dan suasana pesta.

Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Sekitar pukul 07:22 waktu setempat, beberapa orang mulai menyadari adanya gumpalan asap hitam di atas langit.

Gumpalan asap tersebut adalah bekas dari rudal defensif Iron Dome yang digunakan oleh militer Israel untuk mencegat roket yang ditembakkan dari Gaza.

Hamas, kelompok yang menguasai Gaza, telah menembakkan ribuan roket ke Israel sejak konflik memanas pada awal Oktober.

Tidak lama setelah itu, musik berhenti. Orang-orang mulai panik dan berlarian mencari tempat berlindung. Di tengah kekacauan, sekelompok orang bersenjata muncul dari berbagai arah.

Mereka mulai menembaki para peserta festival secara membabi buta. Beberapa orang jatuh tertembak, beberapa lainnya berusaha melawan atau melarikan diri. Darah dan mayat bergelimpangan di lokasi festival.

“Ada roket, lalu mereka mulai menembak. Mereka datang dari berbagai arah, dan menjadi semakin keras dan semakin keras,” kata Gilad Karplus, 31 tahun, yang bekerja sebagai terapis pijat di festival itu, kepada BBC. “Saya melihat orang-orang berjatuhan.

Dan ketika saya melihat itu, saya melompat ke dalam jip dan tancap gas ke arah lapangan.”

Menurut laporan resmi pemerintah Israel, serangan tersebut menewaskan 364 orang dan melukai ratusan lainnya. Serangan tersebut juga menewaskan 200 militan Hamas yang menyusup ke Israel. Pemerintah Israel menuduh Hamas sebagai dalang di balik pembantaian tersebut, dan mengatakan bahwa mereka akan membalas dengan kekuatan penuh.

Bukti-Bukti Baru yang Membuat Bingung

Namun, sejak saat itu, bukti-bukti baru mulai muncul yang menimbulkan keraguan tentang keterlibatan Hamas dalam pembantaian tersebut. Beberapa bukti tersebut adalah:

Dina Sulaeman, seorang aktivis pro-Palestina, di akun Twitternya pada 9 November 2023 menilai bahwa mereka menembak secara acak dan mengakibatkan ratusan orang tewas.

Media Israel sendiri melaporkan bahwa helikopter Apache Israel yang menembaki peserta festival. Mereka mengatakan bahwa mereka menerima perintah tembak, tapi tidak bisa mendeteksi mana Hamas, mana orang Israel.

Mark Regev, juru bicara pemerintah Israel, mengakui bahwa mereka merevisi angka korban “pembantaian” Hamas, dari 1.400 menjadi 1.200, karena ternyata 200 di antara jasad yang terbakar itu adalah milisi Hamas.

Ini menunjukkan bahwa ada militan Hamas yang tewas dalam keadaan jasad terbakar, yang kemungkinan besar akibat tembakan helikopter Israel. Pernyataan ini diungkapkan oleh Regev dalam wawancara dengan Mehdi Hassan, seorang jurnalis Al Jazeera, pada 15 November 2023.

Selain ada pembantaian di festival musik, juga ada pembantaian di permukiman khusus Yahudi (Kibbutz).

Di sana, tentara Israel juga menembak secara acak, dan korbannya adalah orang Israel sendiri dan militan Hamas.

Ini dilaporkan oleh media Israel sendiri, mewawancarai saksi mata (orang Israel).

Haaretz, media Israel, melaporkan hasil investigasi polisi Israel, bahwa para militan Hamas tidak tahu ada festival musik.

Niat awal mereka adalah ke Kibbutz. Helikopter tempur Israel dari pangkalan Ramat David tiba dan menembaki peserta festival.

Laporan ini dipublikasikan oleh Haaretz pada 24 November 2023. Namun sekarang sudah dihapus.

Bukti-bukti baru ini membuat banyak orang bingung dan bertanya-tanya: siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas pembantaian festival musik Supernova?

Apakah Hamas benar-benar melakukan serangan tersebut, ataukah ada pihak lain yang terlibat? Apakah pemerintah Israel mencoba menutupi kebenaran, ataukah ada propaganda yang disebarkan oleh pihak pro-Palestina?

Sampai saat ini, belum ada jawaban pasti yang bisa memuaskan semua pihak. Pembantaian festival musik Supernova masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Yang pasti, tragedi tersebut telah menambah derita dan duka bagi rakyat Israel dan Palestina, yang sudah lama hidup dalam konflik dan ketakutan.

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article