Mengenal Sejarah Psikologi: Dari Zaman Kuno hingga Zaman Kontemporer

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
10 Min Read
Mengenal Sejarah Psikologi: Dari Zaman Kuno hingga Zaman Kontemporer
Mengenal Sejarah Psikologi: Dari Zaman Kuno hingga Zaman Kontemporer
- Advertisement -

jfid – Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental manusia. Psikologi memiliki sejarah yang panjang dan menarik, yang dimulai dari zaman kuno hingga zaman modern.

Bagaimana psikologi berkembang dari awal hingga sekarang? Mari kita simak perjalanan sejarah psikologi berikut ini.

Zaman Kuno: Psikologi sebagai Bagian dari Filsafat

Konsep psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang berarti jiwa atau roh, dan “logos” yang berarti ilmu. Psikologi pada zaman kuno dipandang sebagai bagian dari filsafat, yang membahas tentang asal-usul, sifat, dan tujuan jiwa manusia.

Ad image

Beberapa filsuf besar yang berpengaruh dalam psikologi antara lain adalah Socrates, Plato, dan Aristotle.

Socrates (470-399 SM) adalah filsuf yang mengajarkan metode dialektika, yaitu cara berpikir kritis dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mempertanyakan asumsi-asumsi dasar.

Socrates percaya bahwa jiwa manusia adalah abadi dan tidak dapat dihancurkan oleh kematian. Socrates juga menekankan pentingnya pengetahuan diri dengan mengatakan “Kenalilah dirimu sendiri”.

Plato (427-347 SM) adalah murid Socrates yang menulis banyak karya filsafat, termasuk The Republic, yang membahas tentang ide-ide ideal tentang keadilan, kebaikan, dan kebenaran.

Plato membagi jiwa manusia menjadi tiga bagian, yaitu akal (logos), semangat (thymos), dan nafsu (epithymia). Plato juga mengajukan teori tentang dunia ide, yang menyatakan bahwa ada dunia yang lebih nyata dan abadi dari dunia fisik yang kita lihat.

Aristotle (384-322 SM) adalah murid Plato yang lebih mementingkan pengamatan empiris daripada spekulasi rasional. Aristotle menulis banyak karya tentang berbagai bidang ilmu, termasuk psikologi, yang ia sebut sebagai “ilmu jiwa” (psyche).

Aristotle menganggap jiwa sebagai prinsip hidup yang ada dalam semua makhluk hidup, mulai dari tumbuhan, hewan, hingga manusia. Aristotle juga mempelajari tentang ingatan, persepsi, emosi, motivasi, dan kepribadian.

Zaman Modern: Psikologi sebagai Ilmu yang Otonom

Psikologi sebagai ilmu yang otonom baru muncul pada abad ke-19, dengan ditemukannya metode ilmiah yang sistematis dan objektif. Psikologi modern diawali dengan pendirian laboratorium psikologi pertama oleh Wilhelm Wundt di Leipzig, Jerman pada tahun 1879.

Wundt dianggap sebagai bapak psikologi modern karena ia memisahkan psikologi dari filsafat dan fisiologi, serta mengembangkan metode introspeksi untuk mengukur pengalaman batin manusia.

Wundt juga memprakarsai aliran pemikiran pertama dalam psikologi, yaitu strukturalisme, yang berusaha menguraikan struktur kesadaran manusia menjadi elemen-elemen dasar, seperti sensasi, perasaan, dan gambaran mental.

Salah satu murid Wundt yang terkenal adalah Edward Titchener, yang membawa strukturalisme ke Amerika Serikat.

Aliran pemikiran kedua dalam psikologi adalah fungsionalisme, yang muncul sebagai reaksi terhadap strukturalisme. Fungsionalisme lebih menekankan pada fungsi dan tujuan kesadaran manusia, daripada strukturnya.

Fungsionalisme dipengaruhi oleh teori evolusi Charles Darwin, yang menyatakan bahwa makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungannya untuk bertahan hidup. Tokoh utama fungsionalisme adalah William James, yang dianggap sebagai bapak psikologi Amerika.

James menulis buku klasik berjudul The Principles of Psychology pada tahun 1890, yang membahas tentang berbagai topik psikologi, seperti ingatan, emosi, kehendak, dan kesadaran diri.

Aliran pemikiran ketiga dalam psikologi adalah psikoanalisis, yang didirikan oleh Sigmund Freud, seorang dokter Austria yang tertarik pada gangguan jiwa.

Freud mengembangkan teori tentang kepribadian, yang menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar, yang berisi dorongan-dorongan seksual dan agresif yang tertekan sejak masa kanak-kanak.

Freud juga mengembangkan metode terapi, yang disebut psikoanalisis, yang bertujuan untuk mengungkap dan menyelesaikan konflik bawah sadar dengan menggunakan teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, dan transferensi.

Zaman Kontemporer: Psikologi sebagai Ilmu yang Beragam

Psikologi pada zaman kontemporer berkembang menjadi ilmu yang beragam, dengan banyak cabang, aliran, dan perspektif yang saling berinteraksi.

Beberapa aliran dan perspektif yang penting dalam psikologi kontemporer antara lain adalah behaviorisme, humanistik, kognitif, biologis, sosial-kultural, dan positif.

Behaviorisme adalah aliran yang muncul pada awal abad ke-20, yang menolak konsep kesadaran dan bawah sadar, serta hanya fokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur secara objektif.

Behaviorisme dipelopori oleh John B. Watson, yang mengklaim bahwa psikologi adalah ilmu tentang perilaku, bukan tentang pikiran.

Behaviorisme juga dikembangkan oleh B.F. Skinner, yang mengajukan teori tentang belajar operan, yang menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh konsekuensi yang mengikuti, baik berupa penguatan atau hukuman.

Humanistik adalah aliran yang muncul pada pertengahan abad ke-20, yang menentang behaviorisme dan psikoanalisis, serta menekankan pada potensi dan kebebasan manusia untuk mengembangkan diri.

Humanistik dipengaruhi oleh filsafat eksistensialisme, yang membahas tentang makna hidup dan pilihan-pilihan manusia. Tokoh utama humanistik adalah Abraham Maslow, yang mengajukan teori tentang hierarki kebutuhan, yang menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sebelum mencapai kebutuhan tertinggi, yaitu aktualisasi diri.

Tokoh lainnya adalah Carl Rogers, yang mengembangkan terapi klien-sentris, yang bertujuan untuk membantu klien menemukan diri mereka sendiri dengan menggunakan teknik seperti empati, penerimaan, dan kongruensi.

Kognitif adalah aliran yang muncul pada akhir abad ke-20, yang mengembalikan perhatian pada proses mental, seperti berpikir, memori, bahasa, penalaran, dan pemecahan masalah.

Kognitif dipengaruhi oleh perkembangan ilmu komputer dan kecerdasan buatan, yang mencoba untuk mensimulasikan proses mental manusia dengan menggunakan model dan algoritma.

Tokoh utama kognitif adalah Jean Piaget, yang mengajukan teori tentang perkembangan kognitif anak, yang menyatakan bahwa anak-anak melewati empat tahap berbeda dalam memahami dunia, yaitu sensorimotor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal.

Tokoh lainnya adalah Noam Chomsky, yang mengajukan teori tentang tata bahasa universal, yang menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan bawaan untuk mempelajari dan menghasilkan bahasa.

Biologis adalah perspektif psikologi yang mempelajari pengaruh faktor-faktor biologis, seperti gen, otak, saraf, hormon, dan sistem imun, terhadap perilaku dan proses mental manusia.

Biologis menggunakan metode-metode ilmiah, seperti neuroimaging, genetika perilaku, farmakologi, dan psikoneuroimunologi, untuk meneliti hubungan antara biologi dan psikologi.

Salah satu tokoh biologis adalah Roger Sperry, yang mengusulkan teori otak belahan ganda, yang menyatakan bahwa otak manusia memiliki dua belahan yang berbeda fungsi.

Sosial-kultural adalah perspektif yang menekankan pada pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya, seperti kelompok, norma, nilai, agama, dan bahasa, terhadap perilaku dan proses mental manusia.

Sosial-kultural menggunakan metode-metode seperti eksperimen sosial, survei, dan observasi partisipan, untuk mempelajari hubungan antara psikologi dan masyarakat.

Tokoh utama sosial-kultural adalah Lev Vygotsky, yang mengajukan teori tentang perkembangan kognitif sosial, yang menyatakan bahwa anak-anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang-orang yang lebih berpengalaman, seperti orang tua, guru, dan teman sebaya.

Tokoh lainnya adalah Stanley Milgram, yang melakukan eksperimen kontroversial tentang ketaatan kepada otoritas, yang menunjukkan bahwa banyak orang bersedia menimbulkan rasa sakit pada orang lain jika diperintah oleh otoritas yang sah.

Positif adalah perspektif yang muncul pada awal abad ke-21, yang menekankan pada aspek-aspek positif dan optimal dari manusia, seperti kebahagiaan, kesejahteraan, harapan, optimisme, kreativitas, dan kekuatan karakter.

Positif menggunakan metode-metode seperti tes psikologis, jurnal, dan intervensi, untuk mempelajari dan meningkatkan kualitas hidup manusia.

Tokoh utama positif adalah Martin Seligman, yang mengajukan teori tentang psikologi positif, yang menyatakan bahwa kebahagiaan manusia terdiri dari tiga komponen, yaitu kehidupan yang menyenangkan (pleasure), kehidupan yang bermakna (meaning), dan kehidupan yang terlibat (engagement).

Tokoh lainnya adalah Mihaly Csikszentmihalyi, yang mengajukan konsep tentang aliran (flow), yang merupakan keadaan optimal di mana seseorang merasa sepenuhnya terlibat dan menikmati aktivitas yang dilakukannya.

Demikianlah perjalanan sejarah psikologi dari zaman kuno hingga zaman kontemporer. Psikologi adalah ilmu yang terus berkembang dari zaman ke zaman, dengan banyak cabang, aliran, dan perspektif yang saling berinteraksi.

Psikologi juga merupakan ilmu yang relevan dan bermanfaat untuk memahami diri sendiri dan orang lain, serta untuk meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi Anda yang tertarik dengan psikologi. Terima kasih telah membaca.

- Advertisement -
Share This Article