jfid – Di akhir tahun 2023, Indonesia mendapat kehormatan dari UNESCO, organisasi PBB yang bergerak di bidang pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.
Dua tokoh Indonesia, yaitu sastrawan AA Navis dan pejuang perempuan Keumalahayati, ditetapkan sebagai perayaan internasional UNESCO.
Perayaan ini merupakan penghargaan atas kontribusi mereka dalam bidang sastra, budaya, dan kemanusiaan.
Tahun 2024 akan menjadi tahun peringatan 100 tahun kelahiran AA Navis, sedangkan tahun 2025 akan menjadi tahun peringatan 500 tahun kemangkatan Keumalahayati.
Siapa sebenarnya AA Navis dan apa karya-karyanya yang membuatnya layak mendapat pengakuan dunia?
Berikut ulasan singkat tentang profil dan prestasi AA Navis, sastrawan Indonesia yang dijuluki sebagai “Bapak Realisme Indonesia”.
Profil AA Navis
AA Navis lahir pada 17 November 1924 di Padang, Sumatra Barat. Nama aslinya adalah Abdoel Aziz. Ia mengambil nama pena AA Navis dari nama ayahnya, Navis, dan inisial nama ibunya, Aminah.
AA Navis menempuh pendidikan di HIS, MULO, AMS, dan Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Ia juga pernah belajar di Universitas Leiden, Belanda, namun tidak menyelesaikan studinya karena kembali ke Indonesia untuk berjuang melawan penjajahan.
AA Navis dikenal sebagai sastrawan, budayawan, dan politisi. Ia menulis berbagai karya sastra, seperti cerpen, novel, esai, kritik, dan puisi.
Ia juga aktif dalam organisasi kebudayaan, seperti Lembaga Kebudayaan Nasional, Dewan Kesenian Jakarta, dan Yayasan Kebudayaan Nusantara.
AA Navis juga terlibat dalam dunia politik. Ia pernah menjadi anggota DPR, DPD, dan MPR.
Ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatra Barat dari tahun 1966 hingga 1970.
AA Navis meninggal dunia pada 22 Maret 2003 di Jakarta. Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.
Karya-Karya AA Navis
AA Navis menulis sekitar 300 karya sastra, baik fiksi maupun nonfiksi. Beberapa karya sastra yang terkenal adalah:
- Robohnya Surau Kami. Ini adalah kumpulan cerpen yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1955. Cerpen-cerpen dalam kumpulan ini menggambarkan kehidupan masyarakat Minangkabau yang mengalami perubahan sosial, budaya, dan politik akibat modernisasi dan kolonialisme. Cerpen yang paling populer adalah Robohnya Surau Kami, yang mengisahkan tentang runtuhnya sebuah surau akibat ulah seorang pemuda yang membawa perempuan ke dalamnya.
- Lubang di Laut. Ini adalah novel yang diterbitkan pada tahun 1961. Novel ini bercerita tentang seorang nelayan yang mencari lubang di laut yang konon bisa mengeluarkan emas. Novel ini mengkritik sikap rakus, bodoh, dan fanatik yang merusak nilai-nilai kemanusiaan.
- Kota-kota yang Saya Kenal. Ini adalah kumpulan esai yang diterbitkan pada tahun 1972. Esai-esai dalam kumpulan ini menggambarkan pengalaman AA Navis dalam mengunjungi berbagai kota di Indonesia dan luar negeri, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Padang, Palembang, Makassar, Manado, Bali, Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, Manila, Tokyo, Seoul, Beijing, Hong Kong, New Delhi, Karachi, Istanbul, Cairo, Roma, Paris, London, Amsterdam, dan New York. Esai-esai ini menampilkan pandangan AA Navis tentang kebudayaan, sejarah, dan politik kota-kota tersebut.
- Sekitar Prosa Indonesia Baru. Ini adalah kumpulan kritik sastra yang diterbitkan pada tahun 1975. Kritik-kritik dalam kumpulan ini membahas tentang perkembangan prosa Indonesia sejak tahun 1945 hingga 1970-an. Kritik-kritik ini menyoroti tema-tema, gaya, dan teknik penulisan prosa Indonesia, serta memberikan apresiasi dan koreksi terhadap karya-karya sastrawan Indonesia.
Penghargaan AA Navis
AA Navis mendapat berbagai penghargaan, baik nasional maupun internasional, atas karya-karyanya. Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya adalah:
- Hadiah Sastra dari Pemerintah RI untuk cerpen Robohnya Surau Kami pada tahun 1956.
- Hadiah Sastra dari Majalah Sastra Horison untuk novel Lubang di Laut pada tahun 1962.
- Hadiah Sastra dari Majalah Sastra Horison untuk kumpulan esai Kota-kota yang Saya Kenal pada tahun 1973.
- Hadiah Sastra dari Majalah Sastra Horison untuk kumpulan kritik Sekitar Prosa Indonesia Baru pada tahun 1976.
- Hadiah Sastra SEA Write Award dari Kerajaan Thailand untuk karya sastra keseluruhan pada tahun 1984.
- Hadiah Sastra Achmad Bakrie dari Yayasan Achmad Bakrie untuk karya sastra keseluruhan pada tahun 1999.
- Hadiah Sastra Rancage dari Yayasan Rancage untuk karya sastra keseluruhan pada tahun 2000.
- Hadiah Sastra Khatulistiwa dari Yayasan Khatulistiwa untuk karya sastra keseluruhan pada tahun 2001.
- Perayaan Internasional UNESCO untuk 100 tahun kelahiran AA Navis pada tahun 2024.
Kesimpulan
AA Navis adalah salah satu sastrawan Indonesia yang memiliki pengaruh besar dalam dunia sastra, budaya, dan kemanusiaan.
Karya-karyanya menggambarkan realitas sosial, kehidupan sekitar, dan kehidupan dunia dengan gaya yang tajam, jujur, dan kritis.
Pengakuan UNESCO terhadap AA Navis merupakan bukti bahwa sastra Indonesia memiliki nilai universal yang layak diapresiasi oleh dunia. (detikEdu