jfid – Sebuah akun Twitter bernama “Apa Kabar Palestina” baru-baru ini membagikan sebuah tautan yang memungkinkan kita untuk memverifikasi apakah produk yang kita beli mendukung ekonomi Israel atau tidak.
Tautan ini segera menjadi viral, menyebar layaknya semak belukar yang terbakar di padang kering, menandai kembalinya isu Palestina ke permukaan percakapan publik.
Di balik setiap pemindai barcode dan deretan angka yang terpampang, terselip sebuah kisah tentang perjuangan, pengorbanan, dan solidaritas yang tak pernah pudar. Mungkin bagi sebagian orang, ini hanya sekadar tautan biasa.
Namun, bagi mereka yang merasakan kepedihanpenderitaan rakyat Palestina, tautan ini ibarat mercusuar yang menunjukkan jalan untuk menyalurkan empati dalam tindakan nyata.
Seperti melodi lama yang mengalun kembali, suara-suara di Twitter mengingatkan kita pada realitas yang seringkali tersembunyi di balik kemewahan rak-rak supermarket.
Mereka meneriakkan solidaritas dengan cara yang khas zaman digital – melalui cuitan, retweet, dan hastag yang viral.
Namun, di balik hiruk-pikuk dunia maya, kita dihadapkan pada pertanyaan yang lebih mendasar:
Apakah boikot semacam ini benar-benar efektif? Atau hanya akan menambah jurang pemisah di antara mereka yang mendukung Palestina dan mereka yang memilih untuk tetap membeli produk Israel?
Tidak ada jawaban yang sederhana. Pilihan selalu ada, tergantung pada masing-masing individu untuk menentukan sikap mereka sendiri.
Yang pasti, tautan ini telah membangkitkan kembali percakapan yang tertidur, mengundang kita untuk merefleksikan nilai-nilai kemanusiaan yang kita pegang teguh.
Dalam dunia yang semakin terfragmentasi ini, mungkin inilah saatnya untuk mendengarkan suara-suara yang seringkali terlupakan.
Dengan berbekal informasi, kita dapat membuat pilihan yang lebih bermakna – sebuah pilihan yang mungkin terlihat kecil, tetapi memiliki resonansi yang jauh lebih besar dalam menyuarakan solidaritas kita terhadap mereka yang menderita.