Melonjaknya Harga BTC Desember 2023

Deni Puja Pranata By Deni Puja Pranata
7 Min Read
- Advertisement -

jfid – Bitcoin (BTC) adalah mata uang kripto pertama dan terbesar di dunia, yang diciptakan pada tahun 2009 oleh seseorang atau kelompok yang menggunakan nama samaran Satoshi Nakamoto. Bitcoin menggunakan teknologi blockchain untuk mencatat dan memverifikasi transaksi secara terdesentralisasi, tanpa perlu otoritas pusat. Bitcoin dapat digunakan sebagai media pembayaran, sarana investasi, atau instrumen spekulasi.

Pada tahun 2023, Bitcoin mengalami berbagai tantangan dan peluang, baik dari sisi ekonomi, regulasi, teknologi, maupun sosial. Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, Bitcoin menjadi salah satu aset yang diminati oleh banyak orang sebagai alternatif untuk melindungi nilai kekayaan mereka dari inflasi dan ketidakpastian. Selain itu, Bitcoin juga mendapat dukungan dari beberapa institusi keuangan besar, seperti BlackRock, Fidelity, dan PayPal, yang mulai menawarkan layanan terkait Bitcoin kepada nasabah mereka.

Namun, Bitcoin juga menghadapi beberapa hambatan, seperti pengetatan regulasi di beberapa negara, seperti China, India, dan Turki, yang melarang atau membatasi penggunaan Bitcoin. Selain itu, Bitcoin juga harus bersaing dengan mata uang kripto lainnya, seperti Ethereum, Dogecoin, dan XRP, yang memiliki fitur dan fungsi yang berbeda-beda. Selain itu, Bitcoin juga harus mengatasi masalah skalabilitas, keamanan, dan efisiensi energi, yang menjadi tantangan utama bagi perkembangan jaringan Bitcoin.

Di bulan Desember 2023, Bitcoin menunjukkan kinerja yang mengesankan, dengan mencapai level tertinggi baru sepanjang sejarahnya, yaitu US$25.000. Hal ini menunjukkan bahwa Bitcoin masih memiliki daya tarik yang kuat bagi para investor, terutama di tengah kondisi pasar yang volatil. Berikut adalah beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga Bitcoin di bulan Desember 2023:

Ad image

– Penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). The Fed adalah bank sentral Amerika Serikat, yang memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan moneter dan nilai tukar dolar AS. Pada bulan Desember 2023, The Fed mengumumkan bahwa mereka akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, dari 0,25% menjadi 0%. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang terhambat oleh pandemi Covid-19. Penurunan suku bunga ini berdampak positif bagi Bitcoin, karena membuat dolar AS melemah, sehingga meningkatkan daya beli Bitcoin. Selain itu, penurunan suku bunga ini juga membuat Bitcoin menjadi lebih menarik dibandingkan dengan aset berbunga rendah, seperti obligasi dan deposito.

– Persetujuan ETF Bitcoin oleh BlackRock dan Fidelity. ETF (exchange-traded fund) adalah produk investasi yang melacak kinerja suatu indeks, komoditas, atau aset tertentu, dan dapat diperdagangkan di bursa saham. ETF Bitcoin adalah produk investasi yang melacak harga Bitcoin, dan memungkinkan investor untuk memiliki eksposur terhadap Bitcoin tanpa harus membeli atau menyimpan Bitcoin secara langsung. ETF Bitcoin dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan adopsi dan likuiditas Bitcoin, karena dapat menarik minat investor institusional dan ritel yang mencari cara yang mudah dan aman untuk berinvestasi di Bitcoin. Pada bulan Desember 2023, dua perusahaan manajemen aset terbesar di dunia, yaitu BlackRock dan Fidelity, mendapatkan persetujuan dari Securities and Exchange Commission (SEC), lembaga pengawas pasar modal AS, untuk meluncurkan ETF Bitcoin mereka. Hal ini menimbulkan antusiasme di kalangan komunitas Bitcoin, karena menunjukkan bahwa Bitcoin semakin mendapat pengakuan dan legitimasi dari otoritas keuangan.

– Peristiwa halving Bitcoin. Halving Bitcoin adalah proses pengurangan jumlah Bitcoin yang dibuat setiap kali blok baru ditambang di jaringan Bitcoin. Halving Bitcoin terjadi setiap empat tahun sekali, atau setiap 210.000 blok. Tujuan halving Bitcoin adalah untuk mengontrol jumlah pasokan Bitcoin, yang dibatasi maksimal 21 juta koin. Halving Bitcoin berdampak pada penurunan jumlah Bitcoin yang masuk ke pasar, sehingga meningkatkan kelangkaan dan nilai Bitcoin. Peristiwa halving Bitcoin terakhir terjadi pada Mei 2020, ketika jumlah Bitcoin yang dibuat per blok berkurang dari 12,5 menjadi 6,25 koin. Hal ini membuat Bitcoin semakin sulit dan mahal untuk ditambang, sehingga mendorong para penambang untuk menjual Bitcoin mereka dengan harga yang lebih tinggi. Halving Bitcoin juga dianggap sebagai salah satu faktor yang memicu siklus bullish Bitcoin, yaitu periode di mana harga Bitcoin terus meningkat secara signifikan. Hal ini terlihat dari kenaikan harga Bitcoin setelah halving pertama pada November 2012 (dari US$11 menjadi US$1.000), dan halving kedua pada Juli 2016 (dari US$650 menjadi US$20.000).

– Pelonggaran hambatan regulasi untuk masuk ke pasar Bitcoin. Regulasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan adopsi Bitcoin di berbagai negara. Regulasi yang terlalu ketat atau tidak jelas dapat menghambat atau bahkan melarang penggunaan Bitcoin, sehingga menurunkan minat dan kepercayaan investor terhadap Bitcoin. Sebaliknya, regulasi yang mendukung atau setidaknya tidak menghalangi penggunaan Bitcoin dapat mendorong atau setidaknya tidak mengganggu aktivitas Bitcoin, sehingga meningkatkan permintaan dan harga Bitcoin. Pada bulan Desember 2023, beberapa negara menunjukkan sikap yang lebih terbuka dan ramah terhadap Bitcoin, seperti Jepang, Singapura, Swiss, dan Inggris, yang mengeluarkan peraturan yang mengakui dan mengatur Bitcoin sebagai aset digital yang sah. Hal ini membuat investor merasa lebih aman dan nyaman untuk berinvestasi di Bitcoin, karena ada kepastian hukum dan perlindungan konsumen. Selain itu, beberapa negara juga mengambil langkah-langkah untuk memfasilitasi akses ke pasar Bitcoin, seperti Kanada, yang mengizinkan bank untuk menawarkan layanan penyimpanan dan perdagangan Bitcoin kepada nasabah mereka.

Dari faktor-faktor di atas, dapat disimpulkan bahwa Bitcoin memiliki prospek yang cerah di masa depan, terutama di bulan Desember 2023, yang diprediksi menjadi momentum bullish Bitcoin. Meskipun demikian, Bitcoin juga tetap memiliki risiko dan tantangan yang harus diwaspadai, seperti volatilitas harga, persaingan dengan mata uang kripto lainnya, dan perkembangan teknologi yang dapat mengubah paradigma Bitcoin. Oleh karena itu, investor yang tertarik untuk berinvestasi di Bitcoin harus selalu melakukan riset dan analisis yang mendalam, serta mengikuti perkembangan terbaru di pasar Bitcoin.

- Advertisement -
Share This Article