jfID – Masjid Jamik Sumenep, salah satu ikon Kabupaten Sumenep. Tak disangka, Masjid yang pada umumnya hanya sebagai tempat beribadah bagi para kaum muslimin. Namun, berbeda dengan Masjid Jamik, yang memiliki nilai eksotis ketika malam hari.
Arsitektur Masjid Jamik adalah peninggalan sejarah dan keindahan dari warisan raja Sumenep. Selain itu, sentuhan modernisasi dengan lelehan lampu, menjadikan eksterior Masjid Jamik Sumenep sebagai salah satu ikon Kabupaten Sumenep.
jurnalfaktual.id mencoba menemui ketua Remaja Masjid (Remas). Fauzi Alqadiri saat ditemui, memaparkan soal aktivitas masyarakat di luar areal Masjid Jamik.
“Di depan areal Masjid Jamik, banyak masyarakat melakukan selfy. Dan setiap malam, banyak komunitas-komunitas nongkrong di depan Masjid Jamik, sebut saja komunitas Mobil Pick Up, Mobil Avanza, mobil Jazz, setiap malam berkumpul,” terangnya.
Fauzi Alqadiri menambahkan, jika dengan potensi wisata malam Masjid Jamik. Maka, pihaknya akan melakukan inovasi dengan menyediakan ponten di luar areal Masjid. Tidak hanya itu, Remas Masjid juga akan menyediakan Wi-Fi, upaya itu bertujuan agar masyarakat lebih dekat dengan tempat ibadah.
“Nanti kita akan sediakan Ponten, serta jaringan WiFi. Ini untuk memancing para anak muda Milenial untuk beribadah ke Masjid Jamik Sumenep,” imbuh Fauzi, ketua Remaja Masjid.
Dilain hal, Reno Febriansyah (24), salah satu anggota komunitas Mobil Jazz, yang setiap satu Minggu sekali memajang mobilnya di depan Masjid Jamik Sumenep, mengungkapkan pada jurnalfaktual.id, tentang keasyikan nongkrong di depan Masjid.
“Ada hal yang berbeda mas, Nongkrong di depan Masjid. Saya merasakan ketenangan, selain itu dengan banyaknya teman, saya tidak pernah bosan dari Surabaya ke Sumenep, untuk bersantai,” ujar Reno, warga Nginden Surabaya.
Rikzam, warga Kepanjin, Mahasiswa UNIBRAW Surabaya, juga senang nongkrong di depan Masjid, karena bagus untuk selfy.
“Keren banget mas, klo selfy disini. Anak-anak dari Surabaya, suka ngajak nongkrong di Sumenep, karena di Sumenep tenang tidak bising seperti Surabaya, ujar Rikzam, Mahasiswa Unibraw asal Kepanjin.