jfid – Rusia, salah satu produsen dan pengekspor minyak mentah terbesar di dunia, telah mengumumkan larangan sementara ekspor bensin dan solar ke sebagian besar negara, kecuali empat negara anggota Uni Ekonomi Eurasia yang dipimpin oleh Rusia, yaitu Belarus, Kazakhstan, Armenia, dan Kyrgyzstan. Larangan ini berlaku sejak Kamis (21/9/2023) dan tidak memiliki batas waktu.
Langkah ini diambil oleh pemerintah Rusia untuk menstabilkan harga bahan bakar di pasar domestik yang mengalami lonjakan dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut Wakil Menteri Energi Pertama Rusia, Pavel Sorokin, larangan ini juga bertujuan untuk mencegah ekspor bahan bakar yang ilegal. Ia menambahkan bahwa tindakan lanjut akan diambil Rusia melihat situasi pasar energi.
Larangan ekspor bahan bakar Rusia ini berpotensi mengganggu pasokan global, terutama menjelang musim dingin di belahan bumi utara.
Pasalnya, Rusia adalah salah satu pemasok solar terbesar di dunia dan produknya banyak diminati oleh negara-negara Eropa dan Asia. Solar merupakan bahan bakar penting untuk mengoperasikan mesin diesel, generator listrik, dan pemanas ruangan.
Akibat berita larangan ekspor ini, harga minyak dunia naik sekitar USD 1 per barel pada Kamis (21/9/2023) sebelum berada di posisi terendah pada sesi tersebut.
Harga minyak acuan Brent berjangka naik 0,9 persen ke posisi USD 94,13 per barel pada Jumat sore (22/9/2023) di London, Inggris. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik 1,1 persen ke posisi USD 90,62.
Analis energi mengatakan bahwa pernyataan yang tidak jelas dalam pengumuman Rusia membuat sulit untuk menilai dengan tepat berapa lama larangan itu akan berlaku dan memperingatkan Moskow sekali lagi akan berusaha untuk mempersenjatai pasokan bahan bakar menjelang musim panas di musim dingin.
Beberapa negara yang bergantung pada impor solar dari Rusia mungkin harus mencari alternatif lain atau mengurangi konsumsi mereka untuk mengantisipasi krisis pasokan.