Kue Tempel Tegal: Mengulik Sejarah, Resep, dan Keunikan dari Jajanan Legendaris

aryawriraraja
3 Min Read
Kue Tempel Tegal: Mengulik Sejarah, Resep, dan Keunikan dari Jajanan Legendaris
Kue Tempel Tegal: Mengulik Sejarah, Resep, dan Keunikan dari Jajanan Legendaris
- Advertisement -

jfid – Kue tempel, jajanan khas Tegal yang telah ada sejak tahun 1940-an, menjadi salah satu primadona kuliner yang masih lestari hingga hari ini.

Dikenal dengan cita rasa manis-gurih dan aroma harum yang khas, kue ini memiliki teknik pembuatan yang unik karena tidak menggunakan minyak goreng.

Mari kita eksplor lebih dalam mengenai kue tempel Tegal, dari sejarahnya hingga resep pembuatannya.

Sejarah dan Populeritas

Menurut Liputan6, kue tempel telah lama menjadi favorit di kalangan warga Tegal, dengan pengaruh dari budaya Jepang dan Belanda.

Di masa lalu, kue ini sering dihadirkan dalam acara-acara istimewa dan menjadi simbol kelezatan dari warisan kuliner lokal.

Resep Kue Tempel

Berikut adalah resep dasar untuk membuat kue tempel Tegal:

Bahan-bahan:

  • 100 gr kelapa parut
  • 50 gr tepung ketan
  • 20 gr tepung beras
  • 150 ml air kelapa
  • 1/4 sdt garam
  • 3 buah pisang raja
  • Gula merah/gula aren secukupnya

Cara membuat:

  1. Panaskan tepung ketan di atas wajan.
  2. Taburi dengan gula Jawa yang dihaluskan.
  3. Tambahkan pisang raja yang dilumatkan.
  4. Tutup adonan dengan daun pisang untuk memasaknya secara merata.

Proses ini mirip dengan pembuatan kerak telor, di mana adonan ketan dipanaskan dan diratakan di atas wajan, lalu diberi tambahan pisang raja dan gula merah/gula jawa, sebelum akhirnya diratakan dan ditekan-tekan untuk menghasilkan tekstur yang tepat.

Uniknya Pembuatan Tanpa Minyak Goreng

Salah satu hal yang membuat kue tempel begitu istimewa adalah teknik memasaknya yang tidak memerlukan minyak goreng.

Adonan tepung beras ketan dipanaskan di atas wajan dan ditaburi dengan gula Jawa halus.

Setelah separuh matang, pisang raja yang telah dilumatkan ditambahkan ke dalam adonan untuk memberikan rasa dan tekstur yang khas [5].

Penjual Kue Tempel yang Terkenal

Di Tegal, hanya ada dua penjual kue tempel yang masih aktif: Meiwa dan Mamah Cun.

Meiwa, misalnya, menjual kue tempel seharga Rp 7.000 per biji dan mampu menjual antara 50-100 kue per hari, menunjukkan betapa populernya kue ini di kalangan penduduk lokal.

Kesimpulan

Kue tempel Tegal bukan sekadar makanan ringan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang patut dilestarikan.

Dengan rasa yang unik, proses pembuatan yang mempertahankan tradisi, dan cerita di baliknya, kue tempel tetap menjadi salah satu jajanan legendaris yang menggugah selera.

Bagi para pecinta kuliner dan mereka yang ingin merasakan cita rasa tradisional yang autentik, kue tempel Tegal adalah pilihan yang tidak boleh dilewatkan.

- Advertisement -
Share This Article