Ketua MUI Lobar : Kami Berkomitmen Berjuang Jihad Melawan Covid- 19

Lalu Nursaid By Lalu Nursaid
6 Min Read
- Advertisement -

jfID – Ketua MUI Kabupaten Lombok Barat TGH. Abdullah Mustafa saat memberikan sosialisasi penyebaran Covid-19 bagi 60 orang Tokoh Masyarakat (toma), tokoh agama (toga) dan Takmir masjid se Kecamatan Lingsar di Aula Kantor Camat Lingsar, Selasa (21/4).

Dalam kesempatan tersebut, Ketua MUI Lobar juga menyampaikan, bahwa wabah Covid-19 ini adalah menjadi tanggung jawab kita semua untuk bagaimana kita harus mencegah, agar kita dijauhkan dari virus tersebut.

“Kami Majlis Ulama Infonesia (MUI) Kabupaten Lombok Barat, FKUB, dan KNPI berkomitmen untuk sama sama berjuang untuk jihad melawan covid 19,” tegas Ketua MUI Kabupaten Lombok Barat TGH. Abdullah Mustafa saat memberikan sosialisasi penyebaran Covid 19 bagi 60 orang Tokoh Masyarakat (toma), tokoh agama (toga) dan Takmir masjid se Kecamatan Lingsar di Aula Kantor Camat Lingsar, Selasa (21/4).

Tim Sosialiasai ini merupakan satgas gabungan yang terdiri dari Majlis Ulama Indonesia Kabupaten Lombok Barat, Forum Komunikasi Umat beragama (FKUB) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Lombok Barat.

Ad image

“Karena agama Islam itu diturunkan dengan tujuan di antaranya memelihara agama itu sendiri dan memelihara jiwa. Melawan covid-19 ini termasuk menjaga jiwa itu sendiri,” kata Mustafa.

Dikatakan, dalam menjalankan ibadah pun perlu ilmu pengetahuan bukan dengan emosional.
“Jangan merasa teguh dengan virus, Islam itu mengharuskan kita berikhtiar berupaya menghindar dari sebuah wabah. Oleh karena itu cara melawan covid 19 ini dengan menghindar yang sudah diajarkan agama,” tegasnya.

Mustapa juga menyebutkan sabda Nabi yang ungkapannya keras untuk menghindar dari penyakit menular. “Lari dari penyakit menular layaknya dikejar seekor macan,” ucapnya mengutip hadis.

Dalam sebuah pristiwa sebut Mustapa, Rasulullah juga pernah didatangi oleh masyarakat yang ingin dibaiat masuk agama Islam. Di antara puluhan masyarakat itu ada salah satu dari mereka yang terkena penyakit menular. Dan rasullullah mengatakan saya sudah membaiat kamu.
“Itu artinya rasulullah tidak bersalaman dan menyentuh yang terinfeksi penyakit menular,” ujar Mustapa.

Oleh karena itu, pemerintah membatasi krumunan agar tidak menular. Menurut Mustapa, ada potensi penularan ketika saat salat berjamaah atau salat Jumat. Sehingga MUI pusat, Provinsi, dan Kabupaten menganalisis tidak hanya berdasarkan ilmu agama saja melainkan dengan ilmu pengetahuan terkait penularan. Sehingga MUI mengeluarkan Maklumat supaya salat Jumat diganti dengan solat zuhur di rumah masing-masing.

Tidak hanya itu, ia juga mengajak semua kalangan dan semua sektor untuk sama sama berjihad melawan Covid 19.

Kepala Kantor Kementrian Agama H. Jaelani yang jugakordinator satgas mengatakan sosiaslisai Pencegahan Covid 19 ini dilakukan dengan membagi tim menjadi lima tim, satu tim untuk dua Kecamatan.

Dan tim ini akan terus melakukan sosialisasi selama tiga bulan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait wabah yang sedang dihadapi atau pandemi covid 19 yang terjadi secara global di dunia.

“Tiga bulan ke depan kita turun dan mudah-mudahan kita berharap hadirnya bulan suci Ramadhan akan berakhir wabah ini,” harapnya.

Selain itu Jaelani juga menyebut kehadirannya bersama MUI dan FKUB tidak hanya mensosialisasikan pencegahan dan penularan covid-19 melainkan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat, karena masih banyak ditemukannya masyarakat yang belum mentaati Fatwa MUI.

Maklumat yang dikeluarkan juga merupakan maklumat yang isinya sama secara menyeluruh dikeluarkan di negara-negara Islam terbesar seperti Arab Saudi, Mesir, Yaman dan seluruh negara di Timur Tengah.

Bahkan, Masjidil Haram dan Masjidil Aqso juga ditutup di tengah wabah yang mendunia ini.
“Fatwa sudah dikeluarkan oleh ahlinya bahkan kiyai, dan tuan guru di tempat kita memberi pandangan yang sama,” ujarnya.

Bupati H. Fauzan Khalid juga menjelaskan bagaimana akibatnya jika penyebaran Covid 19 ini makin meluas di tengah tengah masyarakat

“Jumlah tenaga kesehatan kita sangat terbatas. Fasilitas kita sangat terbatas. Bila terjadi lonjakan pasien, kita pasti akan sangat kesulitan karena keterbatasan itu. Belum lagi dengan APD bagi tenaga kesehatan kita yang sangat terbatas,” ujar Fauzan Khalid.

Selain keterbatasan tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, dan APD, Fauzan juga meminta kepada para tokoh masyarakat dan para tokoh agama lainnya merenungkan beban pemerintah hanya untuk menanggulangi masalah penyebaran Corona jika masyarakat tidak mengindahkan imbauan.

“Jika seseorang sudah dinyatakan positif, maka wajib ditelusuri riwayat kontaknya dengan siapa saja. Hasil penelusuran itu terus ditindaklanjuti dengan rapid test, terus di swab kalau ada yang reaktif atas hasil rapid test,” terangnya.

“Jika positif, ditelusuri lagi, di-rapid test lagi, di-swab lagi, terus seperti itu. Bayangkan berapa jumlah anggaran yang dihabiskan pemerintah untuk biaya rapid test dan swab,” tambahnya.

Di akhir sosialisasi Sekretaris MUI Lombok Barat H. Marliadi MA membacakan maklumat penyelenggaraan ibadah di bulan Ramadhan dalam menghadapi covid 19.

Di antaranya masyarakat Lobar untuk sementara masih salat Jumat diganti dengan Salat zuhur di rumah. Juga melaksanakan rangkaian ibadah ramadhan (buka bersama, solat tarawih berjamaah, nuzulul quran) di rumah masing masing.

Selanjutnya Salat Idul Fitri yang lazimnya dilaksanakan secara berjamaah baik di masjid dan lapangan dilaksanakan di rumah masing-masing.

- Advertisement -
Share This Article