jfid – SLOVAKIA (16 Mei 2024) – Perdana Menteri Slovakia Robert Fico tengah berjuang untuk mempertahankan nyawanya setelah ditembak empat kali dalam sebuah insiden yang diduga terkait motif politis.
Serangan tersebut terjadi pada Rabu sore, 15 Mei 2024, beberapa saat setelah Fico meninggalkan pertemuan rutin Kabinet di Rumah Budaya Handlova, kota kelahirannya.
Melansir laporan kepolisian Slovakia, sekitar pukul 17.30 waktu setempat, Fico yang berjalan keluar dari gedung pertemuan menuju mobilnya disambut oleh beberapa orang tak dikenal yang langsung menyerangnya dengan tembakan bertubi-tubi.
Terdengar hiruk-pikuk dan teriakan dari kerumunan orang di lokasi, sebelum Fico tersungkur dengan luka tembakan di dada, perut, dan kakinya.
“Ini benar-benar momen mengerikan. PM Fico sudah hampir masuk mobil ketika tiba-tiba terdengar letusan keras, lalu beliau ambruk dengan berlumuran darah,” ungkap Marek Kudlička, salah satu saksi mata yang merupakan warga setempat.
Fico kemudian segera dilarikan menggunakan helikopter ke UPN Rumah Sakit di Banská Bystrica untuk menjalani operasi penanganan luka tembakan tersebut.
Hingga kini, kondisi sang perdana menteri masih kritis dan berjuang untuk bertahan hidup akibat luka tembakan di bagian vital.
Dalam sebuah konferensi pers, Menteri Dalam Negeri Slovakia Roman Mikulec mengonfirmasi bahwa motif peristiwa penembakan ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Namun, kepolisian telah menangkap satu orang tersangka terkait kasus tersebut.
“Para pelaku kemungkinan memiliki motif politis, mengingat latar belakang PM Fico yang cukup kontroversial dan terlibat dalam pergulatan politik tingkat tinggi. Kami masih menyelidiki lebih lanjut,” terang Mikulec.
Disebutkan bahwa Robert Fico merupakan tokoh kunci Partai Smer yang berhaluan kiri dan dinilai cukup populis.
Setelah lima tahun di luar kekuasaan, Smer berhasil menangkan Pemilu 2023 lalu dengan kampanye pro-Rusia dan anti-Amerika Serikat.
Kebijakan kontroversial Fico sejak kembali memimpin pemerintahan sering memicu aksi protes keras dari kelompok oposisi.
Penembakan berdarah PM Slovakia ini sontak mengejutkan publik dan memicu gejolak di kalangan masyarakat. Presiden Zuzana Čaputová mengecam keras aksi keji tersebut sebagai serangan terhadap demokrasi.
“Tindakan kejam ini sama sekali tidak dapat ditolelir. Kami mengutuk aksi pengecut ini dan berharap pelakunya segera mendapatkan hukuman setimpal,” tegas Čaputová dalam keterangan tertulis.
Berbagai pemimpin negara lain turut mengutuk insiden kekerasan tersebut, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menyatakan “rasa ngeri dan simpatinya yang mendalam” atas peristiwa tragis ini.
Kanselir Jerman Olaf Scholz dan PM Polandia Mateusz Morawiecki mengecam aksi penembakan itu sebagai ancaman nyata terhadap kebebasan demokrasi.
Sejumlah negara kawasan Eropa Tengah dan Timur bahkan telah mengerahkan tim keamanan untuk membantu penyelidikan dan mengantisipasi aksi-aksi serupa di wilayah mereka.
Situasi politik Slovakia pun tengah memanas dengan aksi-aksi unjuk rasa menentang maupun mendukung pemerintahan Fico di sejumlah kota.
Sementara itu, para dokter di rumah sakit terus berupaya menyelamatkan nyawa PM Fico yang kini dikabarkan tengah menjalani perawatan intensif akibat kehilangan banyak darah dan luka kritis di organ-organ vitalnya.
Juru bicara rumah sakit menyatakan bahwa 24-48 jam ke depan akan sangat menentukan nasib Perdana Menteri berusia 59 tahun tersebut.
Penembakan sadis ini menjadi serangan paling mematikan yang pernah terjadi kepada seorang petinggi pemerintahan di Slovakia sejak era Perang Dingin.
Masyarakat Slovakia dan dunia internasional pun menaruh perhatian besar pada perkembangan kondisi kesehatan PM Fico serta proses penyelidikan kasus keji ini secara menyeluruh.
