jfid – Kambing adalah salah satu hewan ternak yang populer di Indonesia.
Selain dagingnya yang lezat dan bergizi, kambing juga memiliki manfaat lain, seperti menghasilkan susu, wol, dan kulit.
Namun, untuk mendapatkan hasil maksimal dari usaha ternak kambing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah kandang.
Kandang adalah tempat tinggal kambing yang harus memenuhi standar kesejahteraan hewan.
Kandang yang baik akan berdampak positif terhadap kesehatan dan produktivitas kambing.
Baik dalam hal pertumbuhan maupun perkembangbiakan.
Sebaliknya, kandang yang buruk akan menyebabkan kambing mudah stres, sakit, dan kurang produktif.
Lalu, bagaimana cara membangun kandang yang optimal untuk ternak kambing?
Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan, berdasarkan pengalaman pribadi dan sumber terpercaya.
1. Pilih Lokasi yang Tepat
Lokasi kandang sangat menentukan kenyamanan kambing.
Pilihlah lokasi yang jauh dari sumber polusi, seperti asap, bau, dan kebisingan.
Lokasi yang ideal adalah berjarak minimal 5 meter dari tempat tinggal.
Agar tidak mengganggu kesehatan dan kenyamanan Anda dan keluarga.
Selain itu, pilihlah lokasi yang memiliki tanah yang kering, datar, dan tidak berlumpur.
Tanah yang basah dan berlumpur akan menyebabkan kambing mudah terkena penyakit kulit, seperti scabies.
Jika tanah di lokasi Anda tidak memenuhi syarat, Anda dapat menambahkan lapisan pasir, kerikil, atau semen di dasar kandang.
2. Sesuaikan Ukuran dengan Jumlah dan Jenis Kambing
Ukuran kandang harus disesuaikan dengan jumlah dan jenis kambing yang Anda ternak.
Ukuran yang terlalu sempit akan membuat kambing tidak nyaman dan mudah bertengkar.
Ukuran yang terlalu luas akan menyulitkan Anda dalam mengawasi dan membersihkan kandang.
Berikut adalah ukuran kandang yang direkomendasikan untuk berbagai jenis kambing, berdasarkan sumber Karangraharja.id:
- Kandang untuk kambing beranak (induk+dua anak): 120 cm x 120 cm per ekor.
- Kandang induk kambing (hamil atau tidak hamil) untuk satu ekor: 100 cm x 125 cm.
- Kandang anak kambing setelah disapih: 100 cm x 125 cm per ekor.
- Kandang pejantan kambing per ekornya: 110 cm x 125 cm.
- Kandang kambing dara/dewasa (kambing potong): 100 cm x 125 cm per ekor.
3. Perhatikan Ventilasi dan Pencahayaan
Ventilasi dan pencahayaan adalah faktor penting yang mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan kambing.
Ventilasi yang baik akan memastikan sirkulasi udara yang lancar di dalam kandang, sehingga kambing tidak kepanasan, kelembaban, dan kekurangan oksigen.
Pencahayaan yang baik akan membantu kambing mendapatkan sinar matahari yang cukup, yang berguna untuk sintesis vitamin D dan mencegah penyakit tulang.
Untuk itu, buatlah kandang yang memiliki atap yang tinggi, sekitar 2,5 meter dari tanah. Atap yang tinggi akan membantu mengurangi panas dan meningkatkan sirkulasi udara.
Selain itu, buatlah jendela atau lubang angin di sisi kandang yang menghadap ke timur atau selatan, agar kambing mendapatkan sinar matahari pagi dan siang.
Jendela atau lubang angin juga berguna untuk mengeluarkan gas amonia yang berasal dari kotoran dan urine kambing.
4. Jaga Kebersihan Kandang
Kebersihan kandang adalah hal yang tidak boleh diabaikan dalam usaha ternak kambing.
Kandang yang kotor akan menjadi sarang bakteri, virus, jamur, dan parasit yang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada kambing.
Kandang yang kotor juga akan menimbulkan bau tidak sedap yang dapat mengganggu Anda dan tetangga.
Untuk menjaga kebersihan kandang, Anda harus rutin membersihkan kotoran dan urine kambing setiap hari.
Anda juga harus mengganti alas kandang, seperti jerami atau sekam, setiap minggu.
Selain itu, Anda harus melakukan desinfeksi kandang secara berkala.
Misalnya setiap bulan, dengan menggunakan larutan kapur atau desinfektan lainnya.
Dengan memperhatikan tips di atas, Anda dapat membangun kandang yang optimal untuk ternak kambing.
Kandang yang nyaman akan membuat kambing Anda sehat, produktif, dan bahagia. Selamat mencoba!