Sumenep, jurnalfaktual.id, | Kepala desa Guluk-guluk, Mohammad Wail, disoal oleh tokoh masyarakat setempat. Wail, disoal terkait transparansi DD dan ADD. Oleh Mohammad Hibban, salah satu tokoh masyarakat Desa Guluk-guluk,
Hibban meminta, kepala desa Mohammad wail, untuk transparan soal DD dan ADD. Jumat (6/12/2019.)
Mohammad Hibban sebagai tokoh masyarakat Guluk-guluk, meminta kades Guluk-guluk agar transparan soal DD dan ADD. Tidak hanya itu, Mohammad Hibban menyampaikan pada awak media, jika Bantuan Pokok Non Tunai (BPNT) di desa Guluk-guluk tidak tepat sasaran.
“Sebelumnya, tidak adan papan anggaran di balai desa. Dan soal bantuan BPNT, itu tidak tepat sasaran. Dan kami menemukan fakta-fakta yang valid,” ungkapnya pada jurnalfaktual.id.
Mohammad Hibban meminta kepala desa setempat, untuk terbuka, soal pembangunan di Desa yang memakai anggaran dana desa.
Menurut Hibban, setelah menelusuri proyek jalan yang pengerjaanya digarap saat ini, oleh pemerintah desa. Desas desus warga, jika jalan aspal itu memakai DD dan ADD.
Namun Kenyataannya, perbaikan jalan itu, bantuan dari Legislatif Dewan bukan alokasi dana desa.
Mohammad hibban secara kritis mempertanyakan DD dan ADD desa Guluk-guluk untuk apa?
Dan BPNT, yang tidak tepat sasaran karena yang mampu yang dapat beras miskin (banyak).
“ada di dusun klabaan sudah memiliki mobil lebih dari 1 unit, dapat beras miskin sedangkan yang berhak tidak dapat. Banyak masyarakat yang ekonominya mampu yang dapat BPNT, yang miskin tidak dapat,” ungkap Mohammad Hibban.
Mohammad Hibban sudah melakukan Somasi dengan menyurati kepala desa setempat, 53 hari yang lalu, bersama warga. Meminta agar ada audiensi antara kepala desa guluk guluk dan masyarakat. Tetapi tidak ada jawaban dari kepala desa dalam persoalan itu.
Karena tidak ada tanggapan di tingkat desa, maka warga datang ke kecamatan.
Pantauan jurnalfaktual.id di kecamatan, terlihat pihak keamanan dan mobil patroli berjaga-jaga di kantor kecamatan Guluk-guluk.
Keterangan salah satu orang yang merahasiakan namanya, jika
Ada orang yang mengancam, 1. Dengan kekerasan, 2. Mengancam dengan bahasa represif, 3. Mengancam awak media, akan dicebbur ke air, para wartawan akan ditenggelamkan ke air kamar mandi.
Pada saat itu, Kapolsek, Camat dan Rekan rekan media yang berjumlah 7 orang, tampak di ruangan Camat Guluk guluk. Hibban menyampaikan pada jurnalfaktual.id:
“Kami sudah menyampaikan ke Kapolsek soal ancaman lisan kepada rekan-rekan media, klo berita ini di muat, awas kata salah satu preman,” tegasnya.
Syamsuri, Camat Guluk guluk menyampaikan pada awak media yang ada di lokasi. Camat akan jadi titik tengah persoalan itu, persoalan bener atau papan anggaran pembangunan desa guluk guluk pasti ada di balai desa.
“Mengenai BPNT, saya masih baru menjabat di Guluk guluk,” terang Syamsuri.
Soal BPNT, Syamsuri sebagai camat Guluk guluk akan menjadi Titik tengah dan akan Bermusyawarah dengan tokoh masyarakat terkait persoalan tersebut. Penerima yang layak akan di musyawarahkan. Untuk yang tidak layak menerima akan ada evaluasi.
Dilain hal, Mohammad Wail, kepala desa Guluk guluk, masih belum memberikan penjelasan kepada jurnalfaktual.id terkait persoalan DD dan ADD maupun Rastra yang di persoalkan warganya.
Laporan: Muhammad Taufik