jfid – Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN dan KTT lainnya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan, pada Selasa (5/9/2023).
KTT ini dihadiri oleh 11 pemimpin negara dan organisasi internasional, termasuk Perdana Menteri Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang menjadi sorotan utama karena krisis politik dan kemanusiaan yang terjadi di negaranya.
Dalam pidato pembukaannya, Jokowi menegaskan bahwa kesatuan ASEAN masih terpelihara dengan baik, meskipun ada perbedaan pendapat di antara negara-negara anggota.
Ia juga menekankan bahwa ASEAN harus menjadi epicentrum pertumbuhan ekonomi dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
“Bagi Indonesia, kesatuan itu adalah sebuah harmoni dalam perbedaan, termasuk di dalamnya perbedaan pendapat. Karena perbedaan pendapat justru menyuburkan demokrasi, justru menunjukkan bahwa kita sebagai keluarga memiliki kedudukan yang setara,” kata Jokowi.
Salah satu isu penting yang dibahas dalam KTT ini adalah situasi di Myanmar, yang mengalami kudeta militer pada Februari 2023 dan mengakibatkan kematian ratusan warga sipil akibat penindasan brutal oleh pasukan keamanan.
ASEAN telah mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam kekerasan di Myanmar dan mendesak pemulihan demokrasi dan dialog inklusif antara semua pihak.
Namun, pernyataan tersebut tidak memiliki mekanisme penegakan hukum atau sanksi bagi pelanggar, sehingga dipertanyakan efektivitasnya oleh sebagian pihak.
Beberapa negara anggota ASEAN, seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura, telah menyerukan tindakan lebih tegas terhadap rezim militer Myanmar, sementara negara lain, seperti Kamboja, Laos, dan Thailand, cenderung bersikap netral atau mendukung status quo.
Dalam KTT ini, Jokowi berharap dapat mencapai kesepakatan bersama yang dapat menyelesaikan krisis Myanmar secara damai dan menghormati kedaulatan negara tersebut.
Ia juga mengajak para pemimpin ASEAN untuk berkomitmen menjaga nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum di kawasan.
“Kita harus memastikan bahwa nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi slogan kosong, tetapi menjadi prinsip hidup bagi seluruh rakyat ASEAN,” ujar Jokowi.
KTT ke-43 ASEAN ini merupakan ajang diplomasi penting bagi Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun 2023.
Indonesia berperan aktif dalam memfasilitasi dialog antara pemerintah sipil dan militer Myanmar, serta membantu pengiriman bantuan kemanusiaan bagi korban konflik.
Indonesia juga berupaya meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya, terutama di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Apakah KTT ini akan membawa perubahan positif bagi Myanmar dan kawasan Asia Tenggara? Ataukah hanya menjadi pertemuan formal tanpa dampak nyata? Hanya waktu yang dapat menjawabnya.