jfid – Bolivia diguncang oleh upaya kudeta yang dipimpin oleh Jenderal Juan Jose Zuniga.
Peristiwa ini menghebohkan dunia internasional dan menimbulkan berbagai spekulasi mengenai motif di balik tindakan nekat tersebut.
Meski Jenderal Zuniga mengklaim bahwa tindakannya didorong oleh keinginan untuk “memulihkan demokrasi,” berbagai pihak meragukan keabsahan klaim tersebut.
Jenderal Juan Jose Zuniga adalah seorang perwira tinggi di militer Bolivia yang telah lama dikenal sebagai tokoh kontroversial.
Lahir pada tahun 1965 di La Paz, Zuniga memulai karier militernya pada usia muda dan dengan cepat naik pangkat berkat keahliannya dalam strategi militer.
Namun, reputasinya mulai dipertanyakan ketika ia terlibat dalam berbagai skandal korupsi yang mencoreng namanya.
Upaya kudeta ini dimulai pada dini hari tanggal 26 Juni, ketika pasukan yang loyal kepada Zuniga bergerak menuju istana presiden di La Paz.
Menurut laporan dari berbagai media, tembakan dan ledakan terdengar di sekitar istana, menyebabkan kepanikan di kalangan penduduk setempat.
Namun, pasukan keamanan yang setia kepada Presiden Luis Arce berhasil menggagalkan upaya tersebut dalam beberapa jam.
Menteri Kehakiman Bolivia, Ivan Lima, dalam sebuah konferensi pers menyatakan bahwa “Upaya kudeta ini adalah tindakan yang sangat serius dan tidak bisa ditolerir. Jenderal Zuniga akan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.”
Motivasi Zuniga masih menjadi misteri, namun dalam sebuah wawancara dengan media lokal setelah penangkapannya, ia mengungkapkan beberapa alasan di balik tindakannya.
“Saya telah muak dengan elit politik yang terus menerus mengkhianati rakyat. Saya melakukan ini untuk memulihkan demokrasi,” katanya.
Namun, pernyataan Zuniga ini diragukan oleh banyak pihak. “Tidak ada demokrasi yang bisa dipulihkan dengan jalan kekerasan,” kata analis politik lokal, Dr. Maria Fernandez. “Ini lebih terlihat seperti upaya putus asa seorang pria yang merasa kekuasaannya terancam.”
Upaya kudeta ini terjadi di ibu kota Bolivia, La Paz, pada dini hari tanggal 26 Juni 2024. Lokasi utama insiden adalah istana presiden, tempat terjadinya baku tembak antara pasukan yang loyal kepada Zuniga dan pasukan keamanan pemerintah.
Upaya kudeta ini menimbulkan ketegangan di Bolivia, baik di kalangan militer maupun masyarakat sipil.
Presiden Luis Arce dalam pidatonya menyatakan bahwa “Ini adalah hari yang gelap bagi demokrasi Bolivia, tetapi kita akan terus berjuang untuk menjaga stabilitas dan keamanan negara kita.”
Selain itu, upaya kudeta ini juga berdampak pada hubungan internasional Bolivia. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa, mengutuk tindakan Zuniga dan menyatakan dukungan mereka kepada pemerintah yang sah di Bolivia.
Pemerintah Bolivia bergerak cepat untuk menangani situasi ini. Selain menangkap Zuniga dan para loyalisnya, pemerintah juga melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui apakah ada pihak lain yang terlibat dalam upaya kudeta ini. “Kami tidak akan berhenti sampai semua yang bertanggung jawab diadili,” kata Menteri Dalam Negeri, Arturo Murillo.
Menurut pakar militer, Kolonel (Purn) Carlos Mendoza, upaya kudeta ini menunjukkan adanya ketidakpuasan yang mendalam di kalangan militer Bolivia.
“Ini adalah tanda bahwa ada masalah serius di dalam tubuh militer kita. Reformasi harus dilakukan untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi,” ujarnya.
Sebaliknya, Dr. Ana Suarez, seorang pakar politik dari Universitas San Andres, mengatakan bahwa kudeta ini lebih menunjukkan ketidakstabilan politik di Bolivia secara umum.
“Kita harus melihat ini sebagai cerminan dari masalah politik yang lebih luas di Bolivia. Pemerintah perlu bekerja keras untuk memperbaiki situasi ini,” katanya.
Upaya kudeta yang dilakukan oleh Jenderal Juan Jose Zuniga telah membuka luka lama dan menambah ketegangan di Bolivia.
Meski motif sebenarnya di balik tindakan ini masih diperdebatkan, satu hal yang jelas: Bolivia harus menghadapi tantangan besar untuk memulihkan stabilitas dan kepercayaannya.
Pemerintah dan masyarakat internasional harus bekerja sama untuk memastikan bahwa upaya seperti ini tidak terulang kembali di masa depan.