Jejak Langkah Pemilik D’Japos Cafe & Resto Pasangkayu

Syahril Abdillah By Syahril Abdillah
4 Min Read
- Advertisement -

Jurnalfaktual.id, | Ahmad Kalla atau lebih kerab dipanggil Kalla adalah pemilik D’Japos Cafe & Resto yang terletak di jalan poros Kota Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Pria kelahiran 43 tahun silam ini merupakan perantau dari Polewali Mandar. Ia mulai menetap tinggal di Pasangkayu terhitung sudah lebih 10 tahun.

Ia mulai merintis usaha jual beli pakaian dan mainan anak-anak bersama istrinya dengan membangun sebuah rumah toko (ruko) diberi nama Toko 16

Setelah beberapa tahun kemudian, ia mulai merambah ke usaha lain, yakni mendirikan warung kopi (warkop).

Ad image

Warkop ini dinamai dengan D’Japos 16 cafe dan resto. D’Japos sendiri dipilih karena merupakan akronim dari di jalan poros nomor 16.

Meski warkop di kota Pasangkayu mulai menjamur, namun tak menyurutkan niatnya untuk memberikan pilihan berbeda bagi pecandu kafein.

Pasalnya warkop kata dia, usaha cukup menjanjikan bila dikelola secara profesioanal dengan manajamen yang baik.

Interior D’ Japos (Foto: Redaksi)

Sedang menu yang disediakan di warkop d’japos cukup beragam. Mulai dari minuman dan makanan yang komplit. Sehingga tamu yang datang bisa memesan sesuai selera.

Selain menyajikan beragam pilihan menu, konsep yang disuguhkan dengan tema yang berbeda di tiap sudut ruangan.

Konsep penataan ruangnya campuran berala klasik, natural dan modern menjadi daya pikat tersendiri bagi para pengunjung.

Pun para tamu bisa menikmati menu makanan khas D’Japos dan berbagai macam minuman ditemani alunan musik bernuansa romantis.

Warkop D’Japos mulai dibuka jam 8 pagi hingga pukul 12 malam. Dan warkop ini hampir tak pernah sepi pengunjung.

D’Japos Cafe & Resto cocok dijadikan tempat nongkrong berlama-lama. Juga menyediakan paket pesta ulang tahun serta acara-acara lainnya dengan harga yang terjangkau.

Konsumen dari berbagai kalangan yang datang tiap hari ke warkop ini, terlihat mulai kaum milenial, pejabat, pebisnis hingga masyarakat umum.

Sarjana alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia Makassar angkatan 96 ini, menjelaskan selalu melayani tamu dengan penuh hati.

Sebab, selain memberikan konsep dan selera rasa yang berbeda, untuk bisa memberikan pelayanan prima, para karyawan ditekankan untuk bersikap sopan dan santun bagi siapapun yang datang.

Namun lebih dari itu, agar sukses dalam menjalankan usaha, ia selalu mengeluarkan zakat, sedekah dan infak sesuai syarat yang ditentukan dalam kaidah agama.

Dia meyakini untuk dapat sukses, selain ikhtiar, zikir atau doa juga menjadi kunci tak terpisahkan.

Dengan mata berkaca-kaca, ia menceritakan awal mula ia merintis bisnis warkop.

Pertama, ia mendapatkan kucuran dana ratusan juta rupiah dari salah satu bank untuk membebaskan sebuah bangunan dan kemudian disulap menjadi warkop.

Ia menuturkan sangat tertatih membayar angsuran, tapi syukurnya bisa selesai. Dan sekarang, ia berhasil mengembalikan modal awal.
Karena kegigihannya, usaha warkop miliknya kini bisa menghasilkan laba puluhan juta rupiah setiap bulannya.

Kepada para karyawan agar bisa betah, selain memberikan upah yang sesuai, ia juga menyediakan tempat tinggal tak bersewa bagi yang berkeluarga.

Sebagai rasa syukur, setahun terakhir sejak empat tahun didirikan, ia rutin melakukan jumat berkah.

Dibantu 12 orang karyawan, ia membagikan sesaji berupa makanan dan minuman kepada kaum dhuafa yang ada utamanya panti asuhan yang ada di Pasangkayu. ( Arh/Asw)

- Advertisement -
Share This Article