jfid – Ketegangan di Timur Tengah selalu menjadi sorotan utama di dunia politik dan media.
Salah satu alat yang semakin sering digunakan dalam konflik ini adalah media sosial, di mana para pihak terlibat berlomba-lomba memperoleh dukungan dan memengaruhi opini publik melalui penggunaan hashtag.
Dalam konteks terkini, Israel telah meluncurkan kampanye media sosial yang menarik, menggunakan hashtag #EyesOnGaza,
dalam upaya untuk mengalihkan perhatian dari Rafah, sebuah kota di Jalur Gaza yang sering menjadi pusat perhatian internasional karena konflik yang terus berlanjut.
Penggunaan hashtag #EyesOnGaza oleh Israel tampaknya merupakan strategi yang dirancang untuk mempengaruhi narasi konflik Palestina-Israel.
Dengan menempatkan fokus pada Gaza, Israel berharap dapat menggeser perhatian dari Rafah, yang merupakan titik fokus serangan udara dan serangan darat Israel.
Dengan demikian, tujuan dari kampanye ini adalah untuk menciptakan narasi yang lebih menguntungkan bagi Israel di kancah internasional.
Namun demikian, ada beberapa pertimbangan penting yang perlu diperhatikan terkait dengan penggunaan hashtag #EyesOnGaza ini.
Pertama, walaupun kampanye media sosial ini dapat membantu Israel untuk mengendalikan narasi, hal itu tidak mengubah kenyataan lapangan di Gaza.
Penduduk sipil di Gaza terus menderita akibat konflik yang berkepanjangan, dengan puluhan bahkan ratusan korban jiwa, termasuk banyaknya anak-anak yang tidak bersalah.
Kedua, meskipun Israel mungkin berusaha mengalihkan perhatian dari Rafah, dunia internasional tetap memperhatikan dengan seksama setiap perkembangan di wilayah tersebut.
Para pengamat dan organisasi kemanusiaan terus memantau situasi di Gaza dan mencoba untuk memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, terlepas dari upaya-upaya propaganda yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
Oleh karena itu, sementara penggunaan hashtag #EyesOnGaza oleh Israel mungkin mencoba untuk mengubah arah pembicaraan di media sosial, penting bagi kita untuk tetap memperhatikan realitas lapangan di Gaza dan Rafah.
Konflik di Timur Tengah tidak dapat diatasi dengan sekadar mengendalikan narasi di media sosial; yang dibutuhkan adalah upaya konkret untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
Dengan demikian, kita sebagai pengguna media sosial dan warga dunia yang peduli, perlu mempertahankan sikap kritis terhadap informasi yang disajikan di platform-platform digital,
dan lebih penting lagi, kita perlu terus mendukung upaya-upaya perdamaian dan kemanusiaan di Timur Tengah, tanpa terpengaruh oleh upaya-upaya propaganda yang mungkin dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
