Israel Ancam Serangan Darat ke Gaza: Apa yang Terjadi dan Bagaimana Reaksi Dunia?

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read
Israel Ancam Serangan Darat Ke Gaza: Apa Yang Terjadi Dan Bagaimana Reaksi Dunia?
Sebuah kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) Israel diterjunkan ke arah perbatasan Jalur Gaza, Minggu (15/10/2023). (Sumber: Ohad Zwigenberg/Associated Press)
- Advertisement -

jfid – Israel terus meningkatkan serangan udara dan lautnya ke Jalur Gaza, sebuah wilayah yang dikuasai oleh kelompok Hamas, setelah serangan roket mendadak dari Hamas pada Sabtu (7/10/2023) yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di Israel. Israel juga mengancam akan melakukan serangan darat pertamanya ke Gaza sejak tahun 2014, meskipun belum ada tanda-tanda kapan itu akan terjadi.

Serangan Israel telah menimbulkan korban jiwa yang besar di Gaza, dengan lebih dari 950 orang tewas dan 5.000 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk anak-anak, yang terjebak di antara puing-puing bangunan yang hancur atau di tempat-tempat perlindungan.

Israel mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk menghentikan serangan roket dari Hamas dan menghancurkan infrastruktur militer kelompok itu, termasuk terowongan bawah tanah, gudang senjata, dan pos komando. Israel juga menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan menyembunyikan senjata di fasilitas sipil seperti rumah sakit, sekolah, dan masjid.

Namun, banyak negara dan organisasi internasional mengkritik Israel atas penggunaan kekuatan yang berlebihan dan tidak proporsional, serta melanggar hukum humaniter internasional. Mereka juga mengecam perintah evakuasi Israel kepada warga Gaza utara untuk meninggalkan rumah-rumah mereka dalam waktu 24 jam atau menghadapi serangan darat.

Ad image

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut perintah itu sebagai “hukuman mati” bagi lebih dari 2.000 pasien yang dirawat di 22 rumah sakit di Gaza utara, termasuk mereka yang berada dalam perawatan intensif atau yang bergantung pada alat bantu hidup. WHO juga memperingatkan bahwa banyak warga sipil yang mencari perlindungan di sekitar rumah sakit, dan mengatakan bahwa nyawa mereka juga terancam “ketika fasilitas kesehatan dibom”.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga meminta Israel untuk menarik perintah evakuasi tersebut, dengan mengatakan bahwa itu “mustahil” bagi warga Palestina untuk sepenuhnya mematuhi. PBB juga memperingatkan bahwa seruan ini akan ada “konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan”.

Iran, sekutu utama Hamas, juga mengancam akan ikut campur dalam konflik ini jika Israel terus melancarkan serangan ke Gaza. Iran mengirimkan surat kepada Dewan Keamanan PBB, menuduh Israel melakukan “kejahatan perang” dan “genosida” terhadap rakyat Palestina. Iran juga menyalahkan Amerika Serikat (AS) sebagai “mitra utama” Israel dalam “agresi brutal” tersebut.

AS, sekutu utama Israel, telah mengekspresikan dukungannya untuk hak Israel untuk membela diri dari serangan Hamas. Presiden AS Joe Biden juga mengeluarkan peringatan kepada siapa pun yang mungkin berusaha untuk mengambil keuntungan dari situasi tersebut. Biden mengatakan bahwa AS akan terus bekerja dengan mitra-mitra regional dan internasional untuk mencapai gencatan senjata yang langgeng dan adil.

Namun, upaya diplomasi AS tampaknya belum membuahkan hasil, karena kedua belah pihak masih bersikeras pada posisi mereka. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa kampanye militer Israel baru saja dimulai dan akan terus berlanjut sampai tujuannya tercapai. Sementara itu, juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan bahwa Hamas tidak takut menghadapi invasi darat Israel dan akan terus melawan sampai akhir.

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article