jfid – Kiesha Alvaro, aktor muda yang kerap kita kini mencoba tantangan baru dengan bermain dalam film horor Siksa Neraka.
Film yang diadaptasi dari komik legendaris karya M. B. Rahimsyah ini menggambarkan berbagai siksaan yang menanti para pendosa di akhirat.
Bagaimana pengalaman Kiesha dalam memerankan karakter yang harus merasakan siksaan neraka?
Adegan Ekstrem yang Bikin Mual
Salah satu adegan yang paling diingat oleh Kiesha adalah saat ia harus dilempar ke jurang dan mencium bau neraka yang sangat menyengat.
Adegan ini ternyata sudah menjadi tantangan sejak proses casting.
Kiesha mengaku ia sampai muntah-muntah di kantor karena adegan tersebut.
“Bau nanah, bau darah yang gak diimajinasikan seberapa busuknya,” ujar Kiesha sambil kembali mual.
Tidak hanya Kiesha, beberapa kru film juga ikut merasakan dampak dari adegan tersebut.
Saat harus berganti set untuk adegan lain, divisi art tidak mau membersihkan muntah yang ada di lokasi syuting.
“Gue muntah, abang gue muntah juga.
Dan ini adegannya bukan menyeramkan, dia disturbing, ya.
Dan lucunya waktu kita mau ganti set untuk scene lain, (divisi) art -nya sampe gak mau bersihin itu muntah beneran,” cerita Kiesha.
Film yang Memberi Pesan Moral
Meski banyak adegan yang menyeramkan dan mengganggu, film Siksa Neraka ternyata memiliki pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton.
Film ini menceritakan kisah orang-orang yang mendapatkan balasan penyiksaan di akhirat karena telah berperilaku buruk selama hidup di dunia.
Film ini juga menjadi pengingat bagi Kiesha untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Ia mengaku terbawa perasaan saat membaca skenario dan memerankan karakternya.”Kita (Ratu dan Kiesha) pastinya seneng kayak, ‘Dulu kita sering baca komik ini, sekarang kita malah main di filmnya’, tapi buat aku sendiri film ini punya keterikatan kuat.
Karena auto membayangkan kesalahan-kesalahan masa lalu.
Semoga benar-benar bikin tobat berjamaah,” harapnya.
Visual Neraka yang Menghabiskan Biaya Besar
Salah satu hal yang menarik dari film Siksa Neraka adalah visualisasi neraka yang sangat detail dan realistis.
Film ini menghabiskan biaya produksi sekitar Rp5 miliar untuk CGI (computer-generated imagery).
Produser Dheeraj Kalwani mengatakan bahwa visual neraka membutuhkan sentuhan yang detail, karena ia ingin memberikan terapi kejut bagi penonton.
Hampir semua siksaan mengerikan di dalam komik, divisualkan ke dalam film.
“Mungkin yang paling sulit dalam proses pembuatannya adalah ketika para penghuni neraka dimasukkan dalam lautan Lava, serta di dibunuh dan disantap binatang-binatang beracun raksasa,” tegasnya.
Sutradara Anggy Umbara menambahkan bahwa ia menggunakan pendekatan-pendekatan di Alquran semaksimal mungkin untuk memberi gambaran tentang neraka.
“Karena tidak ada yang pernah ke neraka, jadi kita pakai pendekatan-pendekatan di Alquran semaksimal mungkin untuk memberi gambaran tentang neraka,” katanya.