jfid – Kekerasan tentara Israel terhadap warga Palestina tidak hanya terjadi di Jalur Gaza, tetapi juga di Tepi Barat.
Beberapa insiden penembakan dan penyiksaan yang dilakukan oleh pasukan Israel tertangkap kamera dan menimbulkan kemarahan dan kecaman dari dunia internasional.
Salah satu insiden yang menggemparkan adalah kematian Raed al-Naasan, seorang pemuda Palestina berusia 21 tahun yang ditembak mati oleh tentara Israel di desa Al-Mughayyir, Tepi Barat, pada 29 November 2023.
Rekaman video memperlihatkan Raed berlari ke sebuah sudut dan jatuh tiba-tiba setelah dua tembakan terdengar meletus. Darah membanjiri pakaiannya, dia terluka parah dan meninggal beberapa saat kemudian.
Militer Israel mengklaim bahwa tentara menggunakan peluru tajam untuk merespons tersangka yang melemparkan bom molotov ke arah mereka.
Namun, bukti rekaman video dan kesaksian mata membantah klaim tersebut. Video itu menunjukkan bahwa Raed hanya melemparkan batu ke arah tentara dan bergerak mundur saat ditembak. Tidak ada tanda-tanda adanya bom molotov di lokasi kejadian.
Insiden lain yang mengejutkan adalah penembakan seorang warga Palestina di kepala oleh seorang serdadu Israel ketika ia tergeletak dalam kondisi luka dan tak bergerak di tanah.
Pria tersebut adalah salah satu dari dua penyerang yang sebelumnya menikam seorang tentara Israel di kota Hebron, Tepi Barat, pada 24 Maret 2016.
Rekaman video yang diambil oleh seorang aktivis HAM menunjukkan serdadu Israel menembak pria itu dari jarak dekat tanpa ada ancaman apapun³.
Serdadu Israel yang melakukan penembakan itu kemudian ditahan dan didakwa melakukan pembunuhan.
Namun, ia mendapat dukungan dari banyak politisi dan masyarakat Israel yang menganggapnya sebagai pahlawan.
Pada Januari 2017, ia divonis bersalah dan dihukum 18 bulan penjara. Pada Mei 2018, ia dibebaskan setelah menjalani sepertiga masa hukumannya⁴.
Selain penembakan, tentara Israel juga tertangkap kamera melakukan penyiksaan terhadap warga Palestina.
Pada Januari 2020, seorang tentara Israel menendang kepala seorang pria Palestina berulang kali saat menyeretnya di dekat Gerbang Al-Rahma di kompleks Masjid Al-Aqsha, Yerusalem.
Pria itu dikabarkan mengalami pendarahan di kepala dan dibawa ke rumah sakit.
Pada November 2023, pasukan Israel menggunakan warga Palestina sebagai perisai manusia saat konfrontasi di wilayah Kamp Pengungsi Al-Arroub di Tepi Barat.
Rekaman video memperlihatkan tentara Israel menarik seorang pria Palestina dan memaksanya berdiri di depan mereka sambil menodongkan senjata ke arahnya. Pria itu tampak ketakutan dan menangis.
Kekerasan tentara Israel terhadap warga Palestina merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional.
Namun, hingga kini, belum ada tindakan tegas dari pemerintah Israel atau komunitas internasional untuk menghentikan dan menghukum pelaku kekerasan tersebut.
Sementara itu, warga Palestina terus hidup dalam ketakutan dan penderitaan akibat pendudukan dan penindasan Israel.