Influenza Komunisme China

Deni Puja Pranata By Deni Puja Pranata
4 Min Read
Presiden Jokowi dan Xi Jinping (istimewa)
Presiden Jokowi dan Xi Jinping (istimewa)
- Advertisement -

Karl Marx melalui Dialektika Materialisme, tidak pernah mengajarkan untuk membangun Pangkalan Militer di Laut China Selatan, juga Mao Zedong

jfID – Ideologi Komunisme bukan lagi menjadi sebuah diskursus kebenaran atau tidak. Lebih dari Utopis, melebihi flu Spanyol, atau Covid 19, Komunisme bertransformasi sebagai Influenza yang mematikan bagi setiap Negara yang menganutnya.

Lalu bagaimana dengan China yang kini disebut sebagai Negara Komunis paling berhasil di Dunia? Bullshit, Komunisme China hanyalah sebagai simbol Negara, bukan sebuah Ideologi. Jika Negara Republik China menganut Komunisme, kenapa perbudakan masih umum di sana. Atau sedikit berbicara soal Laut China Selatan yang diklaimnya sebagai batas teritorial historis dari nenek moyangnya? Lantas, dimana kesamarataannya?

Perang dunia 1 pada abad 20, sejarawan China menyebutnya dengan abad penghinaan. Pada Dinasti Ching, Zhangdong daerah kelahiran Confucius yang dicaplok Prancis, tercatat sebanyak 140 Ribu rakyat China dikirim ke Prancis untuk dijadikan pekerja yang layak.

Ad image

Sesampainya di Prancis, 140 Ribu rakyat China yang dijanjikan pekerjaan, akhirnya dijadikan tentara di barisan terdepan. Menggali parit, mengangkut mayat, dan menjadi tembok peluru lawan saat menyerang.

Setelah Aliansi Prancis menang dari Jerman, perwakilan China, Lou Tseng Tsiang dan Welington menghadiri Konferensi di Paris untuk membebaskan Zhangdong. Namun, permintaan itu, tidak direspon. Alhasil, Jerman memberikan Zhangdong pada ke Kaisaran Jepang.

Skeptisisme yang sangat besar dari rakyat China pada Dunia Barat menimbulkan semangat Nasionalisme tinggi. Namun, kepercayaan rakyat China pada Barat masih tersisa di Uni Soviet. Revolusi Bolshevik yang menjatuhkan Kaisar Romanov dan digantikan oleh Vladimir Lenin menjadikan Republik China dengan wajah baru.

Konsensi Asing yang sebelumnya disetujui Uni Soviet melalui Kaisar Romanov. Setelah Uni Soviet jatuh di tangan Vladimir Lenin, melalui diplomat politik Karakhan, wilayah China yang sebelumnya dimiliki Uni Soviet dikembalikan ke Republik China tanpa syarat. Dan lahirlah manifesto Karakhan yang menjadi cikal bakal Mao Zedong sebagai bapak Komunis China.

Sejarah mencatat, kegagalan Komunisme China dalam kepemimpinan Mao Zedong. Sebagaimana dikutip dari The Guardian, “Buku Merah dengan Revolusi Kebudayaan dan lompatan besar, menyebabkan Jutaan Rakyat China mati kelaparan,”

Mao Zedong melakukan experimen besar di dunia pertanian. Experimen itu, untuk meningkatkan hasil panen, Mao Zedong memerintahkan kepada seluruh rakyat China untuk menembak burung-burung yang dianggap hama. Namun, di luar dugaan, setelah burung-burung di China yang dianggap hama ditembak, justru mengakibatkan malapetaka besar dibidang pertanian. Karena dengan tidak adanya burung, jutaan belalang merusak pertanian, karena siklus rantai makanan tidak seimbang.

Komunisme dan Mao Zedong adalah titik nol dari kekecewaan berat China pada dunia barat. Sejarah perbudakan rakyat China oleh Eropa membangunkan kesadaran moral Nasionalisme tinggi rakyat China untuk menjadi Negeri besar di se Antero dunia.

Komunisme dijadikan simbol dan ketegasan identitas Negara China. Komunisme Mao adalah selimut kejahatan yang disembunyikan sebagai bentuk kejayaan industrialisasi teknologi China pada Dunia.

Apa yang kita lihat hari ini. Seperti yang dikatakan Xi Jinping, Presiden China berkata, sebagaimana dilansir dari CNN, Senin (28/9/2020) Xi Jinping telah mengirim pesan ke dunia usaha swasta China. Isinya: Anda dapat menghasilkan uang, tetapi hanya jika Anda mengikuti aturan saya.

Xi Jinping mengeluarkan sebuah regulasi. Jika para pengusaha diajak untuk mendukung Partai Komunis Tiongkok. Xi Jinping secara terang menyampaikan pada Dunia, jika pengusaha China adalah seorang Komunis.

- Advertisement -
Share This Article