jfid – Hari pertama kampanye pilpres 2024 telah dimulai pada Minggu, 28 November 2023. Tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden.
yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran), dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), masing-masing menunjukkan strategi dan gaya kampanye yang berbeda.
Namun, di antara ketiganya, siapa yang paling menonjol dan berhasil menarik perhatian publik?
Pasangan nomor urut 1, Anies-Cak Imin, memilih untuk berkampanye secara langsung dengan melakukan blusukan ke sejumlah tempat di Jakarta.
Mereka mengunjungi Tanah Merah, sebuah kawasan padat penduduk di Jakarta Utara yang pernah direncanakan untuk dijadikan lokasi reklamasi oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Di sana, Anies-Cak Imin menegaskan komitmen mereka untuk melindungi hak-hak warga pesisir dan menolak proyek reklamasi yang dinilai merugikan masyarakat. Mereka juga berjanji untuk memperbaiki infrastruktur dan pelayanan publik di kawasan tersebut.
Pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran, lebih banyak mengandalkan media sosial dan daring untuk menyampaikan visi dan misi mereka.
Mereka menggelar sejumlah dialog interaktif dengan berbagai komunitas dan kelompok masyarakat melalui platform Zoom, Instagram, YouTube, dan TikTok.
Mereka juga memanfaatkan akun-akun pribadi dan tim kampanye mereka untuk mengunggah konten-konten menarik, seperti video pendek, meme, infografis, dan podcast.
Mereka berusaha untuk menjangkau generasi muda dan milenial yang menjadi basis dukungan mereka.
Pasangan nomor urut 3, Ganjar-Mahfud, tampaknya menjadi yang paling menonjol di hari pertama kampanye. Mereka melakukan kampanye terbuka di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, dengan mengundang ribuan pendukung dan simpatisan mereka.
Mereka juga menghadirkan sejumlah tokoh dan artis ternama, seperti Presiden Joko Widodo, Megawati Soekarnoputri, Raffi Ahmad, Ariel NOAH, dan Via Vallen.
Mereka menyampaikan pidato-pidato yang menggugah semangat dan optimisme, serta menyanyikan lagu-lagu yang menghibur dan menginspirasi. Mereka juga menampilkan berbagai atraksi dan pertunjukan, seperti tarian, musik, dan kembang api.
Strategi politik yang diterapkan oleh ketiga paslon ini mencerminkan karakter dan kekuatan mereka.
Anies-Cak Imin mengandalkan popularitas dan elektabilitas Anies sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta, serta jaringan dan basis massa Cak Imin sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Mereka berupaya untuk menunjukkan empati dan kepedulian mereka terhadap rakyat kecil, khususnya di kawasan perkotaan. Mereka juga ingin membangun citra sebagai pasangan yang religius dan nasionalis.
Prabowo-Gibran mengandalkan pengalaman dan reputasi Prabowo sebagai mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dan Ketua Umum Partai Gerindra, serta kesegaran dan kreativitas Gibran sebagai anak Presiden Joko Widodo dan pengusaha muda.
Mereka berupaya untuk menunjukkan kemampuan dan kredibilitas mereka dalam bidang ekonomi dan pertahanan, serta kecanggihan dan kekinian mereka dalam bidang teknologi dan budaya. Mereka juga ingin membangun citra sebagai pasangan yang dinamis dan inklusif.
Ganjar-Mahfud mengandalkan prestasi dan kinerja Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah dua periode, serta kapasitas dan integritas Mahfud sebagai mantan Ketua Mahkamah Konstitusi dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Mereka berupaya untuk menunjukkan visi dan misi mereka yang progresif dan reformis, serta program-program mereka yang konkret dan realistis. Mereka juga ingin membangun citra sebagai pasangan yang bersih dan berani.
Dari ketiga paslon ini, Ganjar-Mahfud tampaknya berhasil mencuri perhatian publik dengan kampanye terbuka mereka di GBK. Mereka mampu menampilkan kekuatan dan soliditas mereka sebagai pasangan yang didukung oleh koalisi terbesar.
yaitu Koalisi Indonesia Bersatu, yang terdiri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Perindo.
Mereka juga mampu menarik simpati dan antusiasme masyarakat dengan kampanye yang meriah dan menghibur, namun tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Namun, kampanye terbuka Ganjar-Mahfud juga menuai kritik dan kontroversi dari sejumlah pihak. Beberapa pengamat politik dan aktivis sosial menilai bahwa kampanye terbuka tersebut bertentangan dengan prinsip demokrasi yang sehat dan partisipatif, karena lebih mengandalkan popularitas dan sensasionalisme, daripada substansi dan rasionalitas.
Beberapa pihak juga menuding bahwa kampanye terbuka tersebut melanggar aturan dan etika kampanye, karena menggunakan fasilitas publik dan mengundang massa yang berpotensi menimbulkan kerumunan dan penyebaran Covid-19.
Sementara itu, Anies-Cak Imin dan Prabowo-Gibran tidak mau kalah dengan Ganjar-Mahfud. Mereka mengklaim bahwa kampanye mereka lebih efektif dan efisien, karena lebih dekat dan interaktif dengan masyarakat, serta lebih hemat dan ramah lingkungan.
Mereka juga menantang Ganjar-Mahfud untuk melakukan debat publik dan diskusi terbuka, agar masyarakat dapat menilai dan membandingkan visi, misi, dan program ketiga paslon secara jujur dan adil.
Hari pertama kampanye pilpres 2024 telah menunjukkan dinamika dan persaingan yang sengit antara ketiga paslon.
Masing-masing paslon berusaha untuk menonjolkan keunggulan dan menutupi kelemahan mereka, serta menarik hati dan pikiran pemilih. Namun, kampanye pilpres 2024 tidak hanya soal strategi dan gaya, tetapi juga soal substansi dan kualitas.
Pemilih berhak dan wajib untuk menuntut dan memilih paslon yang sesuai dengan aspirasi dan kepentingan mereka, serta mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.